Kalah Telak 30 Gol, Pulang Dibekali Uang Saku 100 ribu

striker tim bangkalan, nurudin, membayangi pemain sumenep. foto : laz/mc.com
striker tim bangkalan, nurudin, membayangi pemain sumenep. foto : laz/mc.com

Laporan Bersambung Kekalahan Tim Porprov Bangkalan Bagian II | Oleh : Lazamalover

maduracorner.com, Bangkalan – Berita ini merupakan bagian kedua dari laporan kami tentang kekalah tim sepakbola Bangkalan dalam ajang porprov.

Senin malam kemarin (18/09), Mat Ali, salah seorang pemain tim sepak bola porprov Bangkalan mampir ke Mabes K-Conk. Dengan raut wajah kusut dan lelah baru pulang dari Malang (lokasi pertandingan proprov), ia hanya tersenyum saat disapa sejumlah pengurus Mabes K-Conk.

Tentu bukan tanpa alasan Ali terlihat kusut. Kekalahan 4 laga yang diderita tim sepakbola Bangkalan di porprov Jatim 2013, menjadi penyebab munculnya kegalauan di wajahnya tersebut. Apalagi kebobolan 30 gol berbanding 2 gol memasukkan dari 4 pertandingan, juga benar-benar memukul mentalnya sebagai seorang pemain bola.

“Malas mau pulang ke rumah mas. Malu, takut diolok-olok keluarga dan kawan-kawan,” keluh Ali saat disinggung mengenai kegagalannya tim sepakbola porprov Bangkalan tahun ini. “Belum sampai ke rumah saja sudah banyak yang SMS, main bola kok skornya seperti pertandingan basket begitu,” imbuh ABG belasan tahun itu.

Memang beberapa alasan sempat membuat Ali merasa bahwa prestasi minor itu masih bisa ditolerir. Selain karena persiapan kurang dan kualitas pemain lawan, alasan keterbatasan dana juga sangat mempengaruhi hasil pertandingan. Itu belum termasuk absennya tim pelatih di pinggir lapangan.

Namun tetap saja Ali masih belum mampu menyembunyikan kekecewaannya. “Lawan-lawan kami memang sangat tangguh. Kami juga turun tanpa adanya pelatih. Tapi tetap saja kekalahan ini sulit diterima,” tuturnya lagi.

Padahal menurutnya, tim lain seperti Kota Pasuruan ditangani langsung oleh pelatih sekaliber Rudy William Keltjes, eks bintang Persebaya yang biasa melatih klub-klub Liga Indonesia.

Lebih ironis lagi, ketika ditanya mengenai uang saku bagi pemain yang pulang ke Bangkalan, Ali mengaku hanya diberi 100 ribu rupiah. Padahal, masih menurut Ali, official tim sebelumnya pernah menjanjikan banyak hal yang cukup membuat semangatnya bertambah dua kali lipat.

“Cuma diberi uang 100 ribu. Itu untuk 4 pertandingan. Padahal awalnya kita dijanjikan banyak hal apabila lolos ke putaran kedua setelah kualifikasi di Bangkalan,” jelasnya.

Tak hanya Ali yang kecewa. Ketua Umum KONI Bangkalan, Abdul Kadir juga mengaku kecewa dengan hasil tersebut. “Awalnya saya dengar kalah 8 gol pada pertandingan pertama, Lalu saat kalah 8 gol lagi di pertandingan kedua, baru saya berinisiatif berangkat ke Malang untuk menyaksikan langsung pertandingan,” ujar pria yang akrab disapa Ra Kadir itu saat ditemui di kediamannya, selasa sore (19/3).

Saat melihat langsung itulah, secara umum Ra Kadir mengakui bahwa kwalitas pembinaan sepak bola di Bangkalan memang kalah kelas. Namun tak adanya pelatih di pinggir lapangan, cukup membuatnya heran. “Secara permainan kita memang kalah. Tapi yang membuat saya heran, kenapa kita tampil tanpa pelatih. Padahal tim Kota Pasuruan saja sampai ditangani pelatih sekelas Rudy William Keltjes,” imbuh pria paruh baya itu. (laz)

Pos terkait