BANGKALAN, MADURACORNER.COM- Kantor Pos Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, menahan pengiriman 1.451 amplop yang diduga berisi tabloid Indonesia Barokah. Kiriman tabloid kontroversial tersebut, diterima pada Kamis, 24 Januari 2019 pagi.
“Tabloid ini sudah didistribusikan ke kecamatan-kecamatan sesuai isi surat pengiriman,” ucap Kepala Kantor Pos Bangkalan, Setya Sumarjono ketika Rapat Koordinasi Pengawasan Tahapan Pemilu di Aula Kantor Bawaslu Bangkalan, Senin (28/1/2019).
Akan tetapi kata dia, keesokan harinya 1.451 eksemplar tabloid Indonesia Barokah itu akhirnya ditarik kembali setelah Bawaslu bersama Bakesbangpol, dan Polres Bangkalan melakukan koordinasi dengan PT Pos Cabang Bangkalan.
“Tabloid itu tetap kami simpan, sampai ada surat maupun perintah lebih lanjut dari Bawaslu maupun Polres Bangkalan,” imbunya.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Bangkalan Mustain Saleh mengatakan, beredarnya tabloid Indonesia Barokah juga tengah dibahas di tataran pusat. Baik di Bawaslu, KPU, Dewan Pers, dan Mabes Polri.
“Sampai saat ini Bawaslu RI memang belum menemukan adanya indikasi kampanye dalam tabloid tersebut,” ucapnya.
Namun demikian sambung Mustain, Bawaslu Bangkalan perlu melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholder untuk menentukan langkah-langkah taktis dalam menyikapi beredarnya tabloid Indonesia Barokah.
“Tabloid ini masih diteliti Dewas Pers, karena termasuk produk jurnalistik,” imbuhnya.
Mustain memaparkan, berdasarkan informasi yang diterima dari Dewan Pers, tabloid Indonesia Barokah tidak memiliki ijin terbit, bahkan alamat penerbitnya juga tidak jelas atau fiktif.
“Kami juga banyak menerima masukan terkait pentingnya menjaga kondusifitas Bangkalan,” paparnya.
Dia mengakui, tensi politik menjelang Pilpres dan Pileg 2019 semakin meningkat belakangan ini. Melakukan koordinasi dengan para stakeholder sebagai upaya prefentif agar beredarnya tabloid Indonesia Barokah tidak berdampak luas.
“Kami sangat berharap situasi keamanan tetap terjaga sampai pelaksanaan pemilu,” tandas Ketua Bawaslu Bangkalan, Mustain Saleh. (*)
Penulis: Riyan Mahesa
Editor: Ahmad