BANGKALAN, MADURACORNER.COM- Lapangan sepak bola berstandar nasional dengan ukuran 100 x 64 meter, mulai dibangun di kawasan wisata perbukitan yang membentang di Desa Jaddih dan Desa Parseh Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan.
Dengan latar panorama bukit kapur yang berdiri megah di belakangnya, lapangan sepak bola itu akan menjadi Sports Tourism yang menyerupai stadion Renzo Barbera di Palermo-Italia atau stadion Estadio BBVA Bancomer di Meksiko.
Pengusaha Tambang Galian C Mustofa mengatakan, lahan yang tengah dibangun untuk lapangan itu awalnya adalah kebun jagung yang tidak produktif. Para pemuda di dua desa itu lantas menfungsikan sebagai lapangan sepak bola di waktu pagi dan sore.
Akan tetapi, latihan rutin mereka akhirnya terhenti. Setelah warga setempat membeli lahan tersebut untuk kepentingan usahanya.
“Saya ‘berhutang’ kepada anak-anak karena telah ‘merampas’ waktu dan tempat mereka berolahraga. Kini saatnya saya mengembalikan, lebih bagus,” ungkap Mustofa, Kamis (19/7/2018).
Bapak dengan dua anak itu, sempat merasa khawatir ketika para remaja tidak lagi bermain bola. Terlebih, pengaruh buruk narkoba di Kabupaten Bangkalan saat ini sangat memprihatinkan.
“Biarlah sambil berjalan pembangunan ini. Terpenting para pemuda kembali beraktifitas positif. Biar tidak terjerembab di kubangan buruk narkoba,” terangnya.
Mustofa mengaku tidak mengetahui teknis membangun lapangan sepakbola menjadi sebuah stadion yang layak atau bahkan bisa berstandar nasional. Oleh sebab itu, ia akan mendengarkan saran dari mantan para pemain sepakbola yang dulu pernah besar di tingkat kabupaten.
“Saya sebatas memfasilitasi. Tentang teknis misalnya seperti urusan tribun, biar nanti teman-teman yang mengurus,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Bangkalan Moh Saad Asjari mengatakan, pihaknya mendukung sepenuhnya dan bersedia menjadi konsultan dalam proyek pembangunan lapangan sepakbola di kawasan wisata Bukit Jaddih.
“Secara pribadi dan institusi saya mengapresiasi pembuatan lapangan sepakbola itu,” ungkap Saad.
Mantan Kepala BLH ini menuturkan, di tengah keterbatasan Pemkab Bangkalan menyedialan lapangan sepakbola, muncul sosok pribadi yang bersedia membangun fasilitas olahraga.
“Banyak lapangan sepakbola yang menjadi tempat bermain anak-anak beralih fungsi karena faktor kepemilikan lahan,” jelasnya.
Di tempat terpisah, Dosen Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Unesa Dr Imam Syafii, MKes nampak antusias ketika mendengar proyek pembuatan lapangan sepakbola di kawasan wisata tengah berlangsung. Ia menilai lapangan seukuran 100 x 64 meter sudah memenuhi standar minimal ukuran lapangan sepakbola.
“Sports Tourism mulai ramai menjadi pembahasan hampir seluruh negara. Korea dan Thailand sukses menerapkan itu,” tandas pria asal Desa Jaddih ini. (*)
Penulis: Riyan Mahesa
Editor: Ahmad