
Maduracorner.com,Bangkalan– meskipun hujan sudah mulai turun namun sumur bor petani yang biasa dipakai untuk mengairi sawah tadah hujan dimusim kemarau ini semakin mengering. “Petani di desa ini sekarang susah mas, karena kebutuhan air yang diambil dari dari sumur bor untuk menyiram bibit tanaman jagung dan palawija dan tanaman lainnya, semakin mengering,” kata salah seorang petani desa Buluk Agung kecamatan Klampis, Saniman kepada Mc.com, Minggu (14/10/2012).
Menurutnya, kalau pada musim kemarau sebelumnya, sumur bor masih tetap mengeluarkan air dan tidak pernah mengalami kesulitan. Namun, seiring adanya musim kemarau panjang tahun ini, air dalam sumur bor tersebut, perlahan menyusut dan mengering. Tak heran jika sebelumnya petani hanya butuh waktu satu jam untuk membasahi beberapa lahan yang akan ditanami bibit palawija. Sekarang, hanya untuk menyirami satu petak lahan 20×30 meter saja, harus menunggu 6 jam.
Dijelaskan Saniman, untuk bisa menyiram tanamannya, Ia mulai menyedot air mulai pukul 06.00 wib hingga pukul 12.00 wib. setelah disedot selama 6 jam air dalam sumur bor itu langsung mengering dan keesokan harinya, sumur bor itu baru bisa sedot lagi. “Sebenarnya menanam palawija itu tidak perlu air banyak, air hanya dibutuhkan diawal penggemburan tanah saja dan setiap hari selama 10 hari untuk menyirami bibit yang sedang ditanam,” terang Saniman.
Dari data yang ada di dinas pertanian, lahan pertanian di desa Buluk Agung kecamatan Klampis lahannya tadah hujan, karena di kecamatan tersebut masih belum memiliki irigasi. Pada saat musim hujan, petani tidak mengalami kesulitan karena persedian air melimpah. Sedangkan untuk mengatasi kekurangan air pada saat musim kemarau, para petani membuat sumur bor diatas pematang lahan sawah masing – masing hingga kedalaman 7 – 10 meter.
Untuk membuat satu sumur bor, petani harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 5 juta. Dana tersebut digunakan untuk membeli pipa besi sepanjang 7 -10 meter, selang pelastik besar sepanjang 100 meter – 150 meter untuk mengalirkan air kesawah dan ongkos pembuatan sumur bor dengan total biaya sekitar Rp. 2 juta. Selain itu petani harus membeli mesin sanyo berukuran jumbo untuk memompa air dari dalam tanah seharga Rp. 3 juta. (yan/min).