Bangkalan,Maduracorner.com– Puluhan petani yang tengah menanami lahan nya dengan bibit jagung tumpang sari di Desa Maneron Kecamatan Sepulu mulai resah, pasalnya debit air sumur yang dibuat didekat pematang sawah pribadinya semakin mengering. “Debit air sumur sawah saya tidak normal dan semakin mengering mas,” ujar Rokib, saat kepada MC.com Selasa, (30/9/2014).
Dikatakan Rokib, karena air sumurnya semakin menipisnya, bisa dipastikan panennya jagungnya sekitar 2 bulan lagi akan berkurang dari target yang diharapkan. Karena kurangnya pasokan air yang dibutuhkan tanaman jagung. “Kalau dalam keadaan normal, biasanya dalam sekali panen jagung, bisa 20 kwintal atau lebih. Tapi jika pasokan air kurang seperti musim kemarau saat ini paling hasilnya hanya 10 kwintal,”katanya.
Sementara itu, Camat Sepulu, Hadori mengatakan Desa Maneron bukan termasuk salah satu peta terdampak kekeringan. Kemudian soal debit air sumur yang mengering akhir – akhir ini tidak terlepas dari akibat kemarau panjang yang tengah terjadi saat ini. Apalagi sebagian besar sawah petani di Maneron berstatus lahan tadah hujan dan tidak mempunyai irigasi. Jadi,wajar saja debit air sumurnya berkurang meskipun tak masuk peta terdampak kekeringan. “Wajar kalau debit air sumur petani yang dibuat diseputar lokasi sawahnya semakin mengering karena musim kemarau tahun ini cukup panjang,” pungkasnya.
Penulis : Aryan
Editor : Sohib