Kisah Rahmaniyah, Berburu Tiram Untuk Biayai Sekolah Anak

image
Rohmaniyah memisahkan tiram dibantu anak pertamanya

Pamekasan, Maduracorner.com – Berada di perkampungan nelayan, tidak ada pilihan lain bagi Rahmaniyah (42) untuk tidak menggantungkan hidupnya di laut. 

Namun, jika nelayan pada umumnya biasa hidup dengan menjala ikan, Rahmaniyah memilih mencari tiram (sejenis kerang.Red) untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Setiap hari, dia harus berjalan berkilo meter, menuju pantai dari rumahnya di Desa Pademawu Timur Kecamatan Pademawu Pamekasan untuk mencari tiram.
Bahkan dia harus berjuang hingga ke tengah lautan untuk bisa membawa pulang satu karung tiram. Tak jarang dia harus terjebak gelombang di tengah lautan.

“Pernah dua kali cari ke tengah, tapi Alhamdulillah masih diberi keselamatan oleh Allah,” tuturnya sembari mengenang perjuangan di tengah lautan.

Baginya surutnya air laut menjadi berkah tersendiri. Sebab jika air laut pasang, dia sangat sulit mendapatkan tiram. Bahkan tak jarang harus pulang dengan tangan hampa.

Setelah mendapatkan satu karung tiram, Rohmaniyah pulang dengan wajah senang. Namun dia tidak langsung istirahat, dia masih harus memisahkan tiram dari cangkangnya.

Saat Maduracorner.com tiba dirumahnya, Rohmaniyah memisahkan tiram dibantu anak pertamanya, Maimunah di depan rumahnya dengan menggunakan parang.

Satu persatu cangkang tiram dia kupas, dan hasilnya dia taruh di timba karet yang sudah diisi air. Tiram yang sudah dibersihkan dia jual seharga Rp. 2500 setiap satu cangkir.

“Kalau ada yang mau beli tiram yang belum dibersihkan, kami jual Rp 90 ribu satu karung,” imbuhnya.

Beruntung ibu dua anak ini memiliki pelanggan tetap di Kota Pamekasan, sehingga tidak harus susah payah menjajakan hasil buruannya kepada calon pembeli.

Diakuinya, tiram memang sangat dicari para penikmat kuliner di Pamekasan karena dinilai memiliki kandungan kolesterol yang rendah dan mengandung protein.

Saat ditanya alasan dia semangat memburu tiram, rupanya dia menyimpan cita-cita mulia, yakni ingin membiayai sekolah anaknya agar tidak bernasib sama dengan dirinya.

Penulis : Fatahillah Kamali
Editor : Gebril Altsaqib

Pos terkait