Bangkalan, maduracorner.com – Laga Persepam Madura United (PMU) melawan Perseru Serui berlangsung panas, senin (1/9/2014) sore di Stadion Gelora Bangkalan (SGB). Hal ini wajar, karena kedua tim memang sama-sama ngotot untuk menghindari jurang degradasi alias turun ke kasta Divisi Utama musim 2015 mendatang. Selain bermain keras, pertandingan ini pun diwarnai kericuhan akibat ketidakpuasan pada wasit Dodi Setia yang memimpin pertandingan. Bahkan supporter sampai turun ke lapangan.
Saat babak I, semua berjalan normal. Meski sesekali ada permainan kasar dan diselingi aksi protes ‘kecil-kecilan’ pada wasit. Apalagi, skor masih imbang sama kuat 0-0.
Kondisi berbalik saat babak II. Kedua tim yang hendak membungkus poin penuh, benar-benar ngotot bahkan menjurus keras. Pada menit 56, Perseru mencetak gol lewat kaki Fernando yang menyambar bola pantulan dari kaki eks pemain PMU musim lalu, Ali Khadafi.
Setelah terjadinya gol ini, PMU yang bermain menyerang total hanya meninggalkan 2 pemain di belakang. Sisanya, merangsek dan mengurung lini pertahanan Perseru. Serangkaian peluang berhasil diciptakan. Namun solidnya Sammi Pierre Patrick dkk yang mengawal lini belakang Perseru, membuat Escobar dkk kesulitan menjebol gawang Perseru yang diawaki Teguh Amiruddin.
Demi menghalau serbuan sporadis tersebut, para pemain Perseru melakukan aksi sapu bersih diselingi serangan balik berbahaya. Selain itu, beberapa insiden terjadi di daerah pertahanan Perseru yang memantik aksi protes PMU. Salah satunya saat Issac Djober terjatuh di dalam kotak penalti Perseru pada menit 63.
Pemain mungin nan lincah tersebut menusuk ke kotak 16 dari sisi kiri. Saat berusaha melewati pemain Perseru, ia terjatuh akibat body charge dengan tim lawan. Tak ada penalti yang diberikan wasit. Bahkan Issac Djober dianggap diving sehingga diberi kartu kuning. Aksi protes kembali terjadi. Namun pertandingan tetap berlanjut. Demikian juga serangan PMU, terus membombardir pertahanan tim Kuda Laut Orange.
Insiden fatal terjadi. Setelah meliuk-liuk di depan kotak penalti Perseru, Slamet Nurcahyo melakukan tendangan keras dengan kaki kirinya. Tendangan ini dihadang Sammi Pierre Patrick dengan cara menjatuhkan diri. Blocking bola ini mengenai tangan kiri Sammi Pierre yang menghadang sambil menjatuhkan diri.
Wasit cuek. Kembali tidak ada penalti. Pemain PMU pun protes keras mengerubungi wasit Dodi Setia. Meski begitu, aksi protes ini tak sampai anarkhis. Firly Apriansyah dkk hanya terlihat saling berdebat dengan keras dengan wasit. Tapi Dodi Setia tetap pada keputusannya. Lalu para official tim PMU mulai teriak-teriak protes tidak puas di pinggir lapangan. Kondisi makin panas.
Para supporter di atas tribun yang awalnya diam, ikut murka karena merasa berkali-kali dirugikan wasit. Botol air mineral beterbangan ke lapangan. Bahkan mereka pun turun langsung masuk ke lapangan lewat pintu pagar sisi selatan. Mereka merangsek terus ke utara. Sasarannya cuma 1, wasit Dodi Setia. Namun rupanya amarah ini melebar. Para assisten wasit ikut kena damprat dan cacian supporter.
Aparat TNI dan Polri yang mengamankan pertandingan harus bekerja keras untuk mengendalikan keadaan. Dodi Setia beserta para assisten wasit langsung diamankan ke dalam ruangan guna menghindari amukan. Ribuan supporter yang turun ke lapangan akhirnya bisa dihalau kembali ke tribun setelah TNI dan Polri dibantu pentolan supporter K-Conk Mania.
Presiden K-Conk Jimhur Saros ikut membantu menghalau anggotanya ke atas tribun. Terlihat pula Dirigen K-Conk Mimit Jenggot dan Ketua Umum K-Conk Imam Qasasi berusaha menenangkan para supporter di sisi selatan. Setelah sempat dihentikan sekitar 10-15 menit, pertandingan akhirnya dilanjutkan.
“Biar wasit itu tahu, bahwa perilaku dia buruk. Jika tidak becus jadi wasit, buat apa PSSI menugaskan dia sebagai hakim di lapangan. Kamu muak karena beberapa kali PMU dirugikan wasit, baik saat laga home apalagi saat away ke kandang lawan!”,ujar Jimhur Saros kepada maduracorner.com usai laga.
“Kami tidak muluk-muluk. Berlaku fair saja memimpin laga. Itu Sudah cukup bagi kami. pertandingan ini sebenarnya bagus, sayang wasit merusak semuanya. Kalah secara fair, tidak masalah bagi kami. Tapi kalah dengan cara dicurangi berkali-kali di 1 pertandingan, pasti kami murka!”,tegas Jimhur lagi.
Penulis: Mamad el Shaarawy