Bangkalan,maduracorner.com – Ketegasan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dan Imam Nahrawi sebagai Menpora RI menimbulkan pro kontra. Banyak yang memberi pujian, namun tidak sedikit yang menghujat kedua pihak tersebut. Utamanya pasca mengeluarkan hasil verifikasi terakhir mengenai rekomendasi klub peserta kompetisi ISL (kini berubah nama menjadi QNB League).
Kelompok pro Menpora dan BOPI datang dari berbagai pihak yang memang sudah lama menginginkan perubahan sepakbola ke arah yang lebih baik. Kelompok ini menganggap, ketegasan Imam Nahrawi dan BOPI setidaknya berani melawan arus besar elit-elit sepakbola Indonesia.
“Jujur saja, kami senang pak Menpora serta BOPI tampil beda saat ini. Mereka berani tidak tunduk pada kemauan PSSI. Karena Menpora sebelumnya selalu menuruti dan terkesan takluk pada keinginan PSSI”,ujar Presiden K-Conk Mania, Jimhur Saros kepada maduracorner.com, jumat (3/4/2015) malam.
“Jujur saja, kami senang pak Menpora serta BOPI tampil beda saat ini. Mereka berani tidak tunduk pada kemauan PSSI. Karena Menpora sebelumnya selalu menuruti dan terkesan takluk pada keinginan PSSI”,ujar Presiden K-Conk Mania, Jimhur Saros kepada maduracorner.com, jumat (3/4/2015) malam.
Menurut bapak 3 anak ini, apa yang dicanangkan oleh Kemenpora seharusnya didukung oleh semua pihak. Selain ingin memperbaiki sistem dan tatanan kompetisi sepakbola nasional, Kemenpora RI juga menghendaki setiap klub bisa hidup sehat serta bisa memenuhi kewajibannya kepada official klub mereka.
“Toh tujuannya baik. Semisal, klub diharusnya melunasi semua tunggakan gaji pemain atau official klub. Itu-kan baik. Begitu juga syarat-syarat lain yang mesti dipenuhi. Termasuk masalah pajak dan lain-lain”,jelas Jimhur Saros.
Ia pun mengaku heran dengan sikap sejumlah pihak termasuk menajemen klub yang malah terkesan menyerang atau menentang Menpora maupun BOPI. “Saya heran. Kenapa masih ada pihak yang malah menyalahkan Menpora atau BOPI? Berkacalah pada diri sendiri sebelum menyerang orang lain”,tambah Jimhur Saros panjang lebar.
“Toh tujuannya baik. Semisal, klub diharusnya melunasi semua tunggakan gaji pemain atau official klub. Itu-kan baik. Begitu juga syarat-syarat lain yang mesti dipenuhi. Termasuk masalah pajak dan lain-lain”,jelas Jimhur Saros.
Ia pun mengaku heran dengan sikap sejumlah pihak termasuk menajemen klub yang malah terkesan menyerang atau menentang Menpora maupun BOPI. “Saya heran. Kenapa masih ada pihak yang malah menyalahkan Menpora atau BOPI? Berkacalah pada diri sendiri sebelum menyerang orang lain”,tambah Jimhur Saros panjang lebar.
Laki-laki yang juga seorang advokat ini juga berharap, kelompok suporter lain bisa bersikap serupa. Yakni memberi dukungan pada siapapun yang memang berniat baik untuk memperbaiki carut-marut persepakbolaan di Indonesia.
Jimhur Saros pun memberi pesan tegas kepada Menpora yang merupakan putra asli Bangkalan, Madura. Yakni agar tetap tegas selama niatnya ingin memperbaiki sepakbola Indonesia. “Satu pesan saya buat mas Imam Nahrawi selaku Menpora RI, jhek takok mon lakar bendher. Paterros! Jhek matodhus reng Madhure (Jangan takut kalau memang benar. Teruskan! Jangan malu-maluin orang Madura)”,pungkasnya. (mad)
Penulis : Aryan
Editor : Mamad el Shaarawy