
Bangkalan,maduracorner.com – PSSI resmi menghentikan seluruh aktivitas kompetisi sepakbola tanah air. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Ketua Umum PSSI Hinca Panjaitan saat jumpa pers, sabtu kemarin (2/5/2015). Ia beralasan, karena dalam kondisi force majeur. Menurutnya, keputusan ini mengikat penuh semua klub di segala jenjang kompetisi.
Ironisnya, masih menurut Hinca, penyebab penghentian ini disebabkan oleh ‘pihak luar’. Bukan karena kondisi internal PSSI sendiri. “Ini terjadi diluar kehendak PSSI. Keadaan force majeur mengakibatkan tidak ada yang bisa dijalankan PSSI oleh karena negara tidak melayaninya”,ungkap Hinca sebagaimana yang dikutip kompas.com.
‘Pihak luar’ ini tentu saja mengarah pada Menpora Imam Nahrawi yang sudah membekukan PSSI. Bahkan Kemenpora RI mengirimkan surat pada Polri untuk tidak memberikan ijin penyelengaraan sepakbola.
Keputusan penghentian kompetisi oleh PSSI ini pun disambut sinis Mabes K-Conk. Menurut mereka, PSSI tidak seharusnya menghentikan semua aktivitas sepakbola. Apalagi dengan alasan ‘force majeur’ sebagaimana yang dikatakan Hinca Panjaitan.
“Apanya yang force majeur? Negara Indonesia tidak sedang dalam kondisi gawat darurat. Aman-aman saja. Memangnya Indonesia sedang terlibat perang dunia ketiga?”,sindir Presiden Mabes K-Conk, Jimhur Saros kepada maduracorner.com, minggu (3/5/2015) sore.
Jimhur lalu membandingkan alasan kondisi force majeur tersebut dengan era Liga Indonesia musim 1997/1998. Saat itu, kompetisi terpaksa dihentikan karena kondisi politik sedang chaos sebagai imbas krisis moneter.
“Kondisi sekarang tidak sama dengan Ligina 1997/1998. Dulu kondisi politik tidak menentu. Demo mahasiswa ada dimana-mana. Merata hampir di seluruh Indonesia. Aparat sibuk mengamankan demonstrasi. Kalau sekarang, Indonesia aman-aman saja”,jelas Jimhur Saros panjang lebar.
“Penghentian kompetisi ini hanya egoisme PSSI dan PT Liga sendiri. Karena merasa ‘dikalahkan’ Menpora Imam Nahrawi, lalu mereka ‘bunuh diri’ bareng-bareng. Kesannya lucu. Kayak anak-anak, gampang ngambek”,sindir pria yang juga seorang advokat ini.
Jimhur Saros juga kembali menegaskan, Mabes K-Conk secara prinsip tetap mendukung langkah Kemenpora yang ingin membenahi persepakbolaan Indonesia. “Kami di Madura dukung penuh kebijakan pak Imam Nahrawi. Demi sepakbola Indonesia yang lebih baik”,tegasnya.
“Jhe’ takok mon bendher. Pa lanjut terros, pak Imam. Mon lakar bendher, paggun edhukung oreng benyak (Jangan takut kalau benar. Teruskan saja, pak Imam. Karena kalau benar, pasti tetap didukung orang banyak)”,pungkas Jimhur Saros. (mad)
Penulis: Mamad el Shaarawy