
Maduracorner.com, Pamekasan– aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh puluhan Mahasiswa Universitas Madura (Unira) Pamekasan berakhir ricuh. Dalam aksi yang menuntut transparansi anggaran dalam pelaksanaan orientasi mahasiswa baru yang semula berjalan tertib, tiba – tiba mendadak ricuh. kericuhan itu berawal pada saat mahasiswa meminta pihak Rektorat, menemui mereka dan memberikan klarifikasi terkait anggaran orientasi mahasiswa baru yang terkesan di jadikan ajang bisnis oleh pihak kampus.
Pada saat pendemo mendekati kantor Rektorat, sejumlah mahasiswa yang por Rektorat berada di pintu masuk, sehingga pendemo dihalang-halangi mereka. akibatnya terjadi baku hantam antar mahasiswa yang pro dan kontra rektorat. seorang mahasiswa yang membawa palu, memukulkannya ke mahasiswa lain hingga wajahnya berdarah. Dalam aksi itu seorang mahasiswa mengalami luka serius di bagian wajah.
Koorlap aksi, Feri Hermawan mengatakan, anggaran orientasi mahasiswa baru ini tidak transparan. “Ada indikasi mahasiswa baru yang ikut orientasi banyak, dan yang tidak ikut orientasi diwajibkan membayar uang konpensasi sebesar Rp 200 ribu ,itu yang harus dijelaskan oleh pihak kampus,” kata Feri Hermawan.
Sementara itu, Ketua PK III Unira, Munif menjelaskan, semua mahasiswa Unira wajib mengikuti Ordik. “Ordik itu wajib bagi Mahasiswa baru, tetapi khusus mahasiswa baru yang masih bekerja diberikan dispensasi dengan keterangan kerja, dan kebanyakan di fakultas ilmu administrasi,” terang Munif.
Kecewa dengan jawaban pihak kampus, mahasiswa kemudian membakar ban bekas di halaman kampus, sebagai simbol perlawanan terhadap dugaan kecurangan dalam pelaksanaan orientasi mahasiswa baru. (din/min).