Masdjid Djami’ Songennep dibangun pada tahun 1763 atas prakarsa dari Panembahan Notokusumo I (Penembahan Somala) setelah setelah sebelumnya dilakukan pembangunan Keraton Songennep ( sekarang Pendopo Agung ). Masjid dirancang oleh arsitek keturunan china “Lau Pia Ngo”.
Masjid Jami’ Sumenep mempunyai gaya arsitektur yang khas dengan memadukan berbagai arsitektur berbagai negara mulai dari persia, arab, jawa, china, hingga madura itu sendiri. Pintu gerbang yang megah ternyata ada filosofi dari wajah manusia lho . jika dilihat dengan seksama lengkungan pintu masuk itu bermakna mulut manusia, dua lingkaran diatasnya bermakna penglihatan manusia, dan lengkungan kanan dan kiri bermakna pendengaran manusia.
Di pelataran depan masjid jami’ ada sebuah prasasti yang di wasiatkan oleh Pangeran Natakusuma pada tahun 1806 M, bunyinya sebagai berikut;
“Masjid ini adalah Baitullah, berwasiat Pangeran Natakusuma penguasa di negeri/keraton Sumenep. Sesungguhnya wasiatku kepada orang yang memerintah (selaku penguasa) dan menegakkan kebaikan. Jika terdapat Masjid ini sesudahku (keadaan) aib, maka perbaiki. Karena sesungguhnya Masjid ini wakaf, tidak boleh diwariskan, dan tidak boleh dijual, dan tidak boleh dirusak.”
foto tersebut diabadikan pada tahun 1890an. patut berbangga pula taretan sebagai reng Songennep jangan salah, tiap adzan magrib masjid jami’ akhir-akhir ini sering ditampilakan disalah satu tv swasta nasional lho, secara tidak langsung masjid kebanggaan Sonengennep ini suda menjadi landmark Pulau Madura yang terkenal dengan religiusnya. ayo tareatan sadhaja lestarikan peninggalan Sumenep Tempo Dulu. (Sumber: Bangga Menjadi Orang Madura)