Bangkalan, maduracorner.com – Tanda larangan berjualan yang ditempelkan di tembok atau pagar di seputaran kota Bangkalan ternyata nyaris tidak berguna. Karena tanda ini tidak dihiraukan sama sekali oleh para pedagang kaki lima (PKL).
Dari pantauan maduracorner.com di lapangan, kondisi tersebut nampak di sepanjang jalan Pemuda Kaffa, jalan KH Mohammad Kholil, jalan Soekarno-Hatta dan jalan Mayjen Sungkono serta beberapa ruas jalan utama lainnya.
“Yang paling mencolok adalah PKL di jalan Trunojoyo dan Panglima Sudirman atau pecinan. Sepanjang trotoar itu nyaris penuh dengan PKL. Sehingga pejalan kaki harus mengalah dengan turun ke badan jalan,”ungkap Suminah, salah seorang warga saat melintas di depan SMPN 1 Bangkalan, minggu (24/5/2015) pagi.
Ironisnya, pemakaian trotoar untuk menggelar barang dagangan ini bukan hanya dilakukan PKL. Namun juga dicontohkan pedagang dengan modal besar.
Semisal contoh yang terlihat di trotoar depan SPBU Junok. Salah satu penjual bahan bangunan yang ada di seberang sungai, malah memakai trotoar pejalan kaki untuk tempat menaruh bahan baku bangunan. Mulai batu bata, pasir dan alat-alat bangunan yang ditempatkan di atas trotoar.
“Kami harap petugas dari Satpol PP Bangkalan bisa menertibkan penjual bangunan yang menaruh dagangannya diatas trotoar itu,”pinta Abdul Rahman, warga Bangkalan yang tinggal di sekitar lokasi. “Trotoar adalah fasilitas umum. Untuk para pejalan kaki, bukan untuk memajang barang dagangan”,cetusnya.
“Kasihan para pejalan kaki. Masak kami yang harus mengalah dengan turun ke badan jalan. Pihak Satpol PP Bangkalan, saya pikir harus lebih tegas”,pungkas Abdul Rahman. (yan/mad).
Penulis : Aryan
Editor : Mamad El Sahraawy