Maduracorner.com, Bangkalan – Tulisan ini sebuah refleksi, renungan sekaligus mengenalkan pada kita semua akan arti penting sebuah TV resmi milik klub. Lembaga penyiaran yang dibentuk dan didanai sendiri oleh klub. Pembentukan lembaga ini dilandasi niat untuk melayani fans atau penggemar ketika mereka tidak bisa datang ke stadion tapi ingin tetap menyaksikan tim saat sedang bertanding. Kualitas gambarnya juga bagus (kualitas gambar HD).
Hadirnya siaran livestreaming Madura United TV memang menimbulkan pro kontra. Yang pro, tentu saja karena tetap bisa menonton pertandingan secara live tanpa harus datang ke stadion. Yang kontra? Ada saja. Salah satu alasan mereka ya karena harus bermodal paketan internet! Duuuh!
Mari kita renungkan sejenak. Berapa klub di Indonesia yang bisa menyiarkan secara livestreaming (siaran langsung) pertandingan? Tak banyak! Bahkan Cuma segelintir. Yang saya tahu, ada Bali United TV (Bali United) dan Elja TV (PSS Sleman). Kedua TV ini digarap sangat serius dengan pengadaan peralatan yang sangat besar. Berbiaya ratusan juta rupiah. Nilai (biaya) ini jauh diatas biaya yang dikeluarkan oleh Madura United TV.
Tahukah anda, bahwa fans PSS Sleman yang ingin menonton Elja TV (Elja, Elang Jawa/ julukan PSS Sleman) juga harus mengeluarkan biaya ekstra? Tak hanya harus modal paketan internet. Mereka harus pula membayar terlebih dahulu untuk menonton per 1 laga. Artinya, untuk setiap pertandingan, fans Sleman kudu mengeluarkan biaya dua kali!
Biaya tersebut memang wajar. Inilah komersialisasi. Dunia industrialisasi sepakbola. Biaya tersebut selain untuk menggaji kru, juga untuk maintenance/perawatan bagi peralatan milik Elja TV. Sekaligus juga mungkin untuk menjadi pemasukan kepada klub.
Lah, kita yang ingin menonton Madura United TV hanya ngeluarin 1 kali biaya doang loh (paketan internet). Kok masih ngeluh! Tanpa harus bayar ke Madura United TV! Sekali lagi hanya harus nyiapin paketan internet tanpa harus bayar ke pihak Madura United TV.
Come on, guys! Hiburan itu memang harus bermodal. Kita hidup di jaman digital, bukan jaman batu. Tanpa harus jauh-jauh datang ke stadion. Anda bayangkan ketika harus datang ke stadion. Meluang waktu dan tenaga. Belum lagi bayar tiket kan? Lah… kita tinggal klik, udah bisa menonton bola. Kok masih ngeluh!
Kalau mau gak usah nyiapin paketan, tinggal datang ke tempat yang menyediakan fasilitas WIFI. Semisal cafe. Udah bisa nonton juga.
Jujur saja, saya paling gak suka ketika ada orang yang mengaku fans, tapi mengeluh bahkan marah-marah karena TVOne (media pemegang hak siar saat ini) tak menyiarkan live laga Madura United.
Patut dicatat, jika anda mengaku sebagai fans dan ngebet ingin nonton, datanglah ke stadion. Dengan datang ke stadion, anda bisa memberikan semangat langsung ke stadion. Serta membantu keuangan klub agar tetap bisa eksis.Menghidupi klub sepakbola itu butuh uang besar. Milliaran rupiah! Lah, kok anda mau gratisan terus? Datanglah ke stadion, ramaikan tribun. Karena dengan begitu, pemain merasa mendapat dukungan langsung dari anda. Klub pun senang sebab tiket bisa habis. Pemasukan tiket, sekali lagi menjadi salah satu sector untuk membiayai atau menghidupi klub.
Maka sebenarnya, manajemen Madura United sudah cukup berbaik hati dengan membentuk Madura United TV. Melayani penggemarnya yang tak bisa datang ke stadion. Tak perlu mendaftar/bayar terlebih dahulu untuk menonton. Betul?
Tinggal masuk ke akun youtube resmi milik Madura United TV. Lalu klik siarin LIVE-nya. Simple… sederhana bukan? Sudah bisa nonton.
Oh ya, ada lagi dari siaran Live Madura United TV. Selain menyiarkan pertandingan, Madura United TV juga memiliki beberapa program live. Yakni sekali siaran langsung latihan tim, satu jam bersama bintang dan siaran live grebek pemain. Tinggal mengikuti jadwal live program-program tersebut.
Setelah mendapat sambutan hangat pasca livestreaming laga Madura United vs Bali United, Mad Rudji selaku komentator sempat berubah memakai bahasa Indonesia saat livestreaming Madura United melawan Perseru Serui dan Persegres Gresik Utd. Ternyata?
Ternyata banyak kritikan. Salah satunya, Madura United TV dianggap kehilangan ciri khas saat komentator Mad Rudji memakai bahasa Indonesia. Menurut orang-orang Madura yang sering menonton via livestreaming Madura United TV, TV klub ini harus tetap dan lebih baik tetap memakai bahasa pengantar Madura saja. Selain sudah menjadi ciri khas, juga bisa mengenalkan bahasa Madura ke dunia luar.
Berdasarkan banyak masukan dan hasil kajian tim, maka saat livestreaming laga Madura United vs Persipura Jayapura tempo hari, Mad Rudji pun kembali memakai bahasa Madura. Sambutannya ternyata lebih luar biasa. Bagi yang bukan orang Madura, rata-rata mereka tetap enjoy. Karena sepakbola itu bahasa yang universal. Tetap mudah dimengerti meski bukan bahasa mereka.
Menurut orang non-Madura, saat mereka menonton livestreaming Madura United TV serasa menonton liga Eropa. Tak mengerti bahasanya, tapi tetap tahu maksudnya. Karena sekali lagi, sepakbola itu bahasa universal. Uniknya, mereka menganggap bahasa Madura mirip dengan bahasa Thailand. Hahaha
Hal lain adalah beberapa kata yang dipakai Mad Rudji selaku komentator Madura United TV dirasa unik. Semisal “ekopes mon tak gol bik reng Madhure” (dijewer kalau tidak gol oleh orang Madura). Kata ‘ekopes’ ini dirasa aneh dan unik bagi orang Bangkalan (Madura bagian barat). Karena mereka biasa memakai kata ‘epeles’ untuk menyebut ‘dijewer’. Bukan ‘ekopes’.
Maka wajar, orang Bangkalan mulai menyebut Mad Rudji sebagai ‘Bung Kopes’. Hal ini merujuk pada komentator bola di TV nasional seperti ‘Bung Jebret’ atau ‘Bung Ahay’. Setidaknya, Madura United TV sudah mulai menjadi ‘trend setter’ bukan?
Oke ya, selamat menikmati siaran livestreaming Madura United TV di kesempatan lain. Semoga tetap berkenan. Oh ya, ada titipan salam dari ‘Bung Kopes’, Mad Rudji.