
Maduracorner.com, Pamekasan –Umat Islam di Madura pada umumnya menggelar solat istisqo’ untuk memohon hujan kepada Allah swt. Namun di kabupaten Pamekasan, salah satu masyarakatnya meminta hujan dengan cara gulat tradisional. Entah siapa yang memulai, yang pasti gulat tradisional di desa Plak Pak kecamatan Pegantenan kabupaten Pamekasan Madura ini tergolong unik. Selain menjadi hiburan bagi warga, gulat tradisional ini memiliki tujuan meminta pada yang maha kuasa agar diturunkan hujan.
Agar segera turun hujan, warga desa Plak Pak menggelar gulat tradisional di tengah tegalan yang berpasir. Dalam gulat tradisional ini dua orang yang memiliki postur tubuh seimbang, diadu kemampuannya dalam menjatuhkan lawan dalam poisi terlentang. lawan yang mampu membuat lawannya jatuh dengan posisi terlentang, akan keluar sebagai pemenang.
Namun mereka yang menang tidak boleh ikut gulat lagi, karena hanya berlaku untuk sekali tanding. Selanjutnya peserta lain dihadirkan ke tengah arena, hingga salah satu lawan berhasil di jatuhkan dengan posisi punggung menyentuh tanah. Kedua peserta harus melepas baju dan hanya memakai celana pendek. Mereka yang menang langsung mendapatkan hadiah sebuah kaos dari panitia. “Gulat tradisional ya ini tradisi untuk meminta turun hujan. syukur sejak saya ikut gulat ini, saya selalu menang,” kata salah seorang peserta Hasib.
Salah seorang panitia, Mustofa, menjelaskan, gulat tradisional ini sudah menjadi tradisi sejak lama, dan tunjuannya untuk meminta hujan. Menurut warga setempat, maksimal satu minggu setelah gulat tradisional ini digelar, biasanya hujan turun. warga Plak Pak menamakan olah raga gulat ini dengan nama tradisi oko. Meski terlihat merupakan jenis olah raga adu fisik, dan karakter orang madura berwatak keras, namun sejak gulat tradisional ini di gelar, belum pernah terjadi bentrok antar peserta gulat.
Hal ini karena sebelum gulat di gelar panitia meminta agar jangan sampai emosi, karena gulat ini hanyalah hiburan bagi warga, sambil menunggu turunnya hujan. (din/min)