SUMENEP, MADURACORNER.COM- Sejumlah pemuda di Kabupaten Sumenep, memiliki kreatifitas membatik yang bercorak khas budaya asli Sumenep. Seperti corak Ayam Cukir, Kuda Terbang, Labang Mesem hingga Masjid Jamik. Tak ayal hasil kreasi mereka banyak peminatnya. Mulai dari masyarakat biasa hingga pejabat.
Seperti aktivitas pemuda penggiat batik di rumah produksi wirausaha muda Kabupaten Sumenep ini, setiap hari bergelut dengan kain dan cat untuk membuat batik yang bercorak khas asli budaya sumenep. Dengan penuh ketelatenan mereka mengecat kain yang sebelumnya sudah digambar berbagai corak batik. Corak batik yang mereka kembangkan, merupakan khas budaya asli sumenep. Mulai dari Ayam Cukir, Kuda Terbang, Labang Mesem hingga Masjid Jamik.
Dalam proses pembuatannya, kain putih atau kuning dilukis sesuai corak yang diinginkan. Selanjutnya setiap detail-detail batik dengan telaten diwarnai termasuk warna dasar batik. Dari hasil kreativitas pemuda ini mampu bersaing dengan hasil produksi batik professional lainnya, sebab sudah ratusan batik yang mereka hasilkan dan menjadi koleksi masyarakat biasa hingga pejabat.
Salah seorang pemuda pembuat batik, Zuhdi (25) mengaku, tertarik mengembangkan batik karena batik merupakan karya seni yang memang ia senangi. “Dalam membuat satu kain batik, dibutuhkan waktu yang cukup panjang, mulai dari 3 hari hingga satu bulan, tergantung corak yang diinginkan,” katanya.
Senada dengan salah seorang pemuda penggerak batik di pusat Inkubator Wirausaha Muda Sumenep, Busaki (22) mengatakan, awalnya tidak mudah mengajak pemuda lainnya agar ikut bergabung di usahanya untuk ikut senang membatik, namun dirinya tidak menyerah dan patah semangat untuk terus mengumpulkan pemuda pengangguran dari berbagai pelosok Desa di Sumenep, untuk dilatih menjadi wirausahawan dibidang batik.”Insaallah kedepan akan banyak pemuda Sumenep yang senang membatik dan bisa meningkatkan perekonomian mereka,”optimisnya
Dijelaskan, Hasil kereativitas membatik oleh pemuda ini, dijual dengan harga yang bervarisi, mulai dari Rp 250.00 hingga Rp 1 juta rupiah per potong sesuai corak dan tingkat kesulitan pembuatannya. Tidak hanya batik tulis, para pemuda ini juga membuat batik lukis hingga batik siburi. “Kami berharap batik khas sumenep kedepan bisa bersaing dengan batik-batik dari daerah lain yang sudah terkenal yang nilainya mencapai puluhan juta rupah,”tandasnya. (*)
Penulis: Sai
Editor: Ahmad