Perebutan Kursi Ketua Komisi II DPRD Sumenep Memanas

image
Ruang Komis II DPRD Sumenep

Sumenep, maduracorner.com– Konflik di internal Komisi II DPRD Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terkait perebutan kursi Ketua semakin memanas.

Berdasarkan pantauan maduracorner.com, ruang kerja Komisi II diboikot, depan pintu masuk tiba-tiba dikasih kertas oleh salah satu orang yang identitasnya sampai saat ini masih belum diketahui.

Kertas tersebut bertuliskan “Maaf..!! Komisi II Masih Lumpuh Sampai Saat Ini, Karena: Pimpinan DPRD Lemot. Diperparah Kabag Hukum DPRD Lebayy” tertempel mulai dari pintu masuk sampai dimeja Ketua Komisi.

“Seperti yang dilihat dikertas itulah yang terjadi saat ini di Komisi II, karena ini memang ketidak tegasan Pimpinan DPRD, seandainya piminan tegas insyaallha konflik ini sudah selesai,” kata AF Hari Ponto, Anggota Komisi II DPRD Sumenep kepada awak media.

Pada sebelumnya Moh Hanafi, wakil ketua DPRD Sumenep, juga angkat bicara, menyarankan agar konflik internal Komisi II diakhiri dengan islah.

“Kami menginginkan konflik ini segera diakhiri, kedua belah pihak harus islah, agar persoalan ini tidak berkepanjangan,” harapnya.

“Apabila upaya islah tidak bisa dilakukan, pihaknya tetap menyerahkan persoalan ini kepada internal Komisi II,” tambahnya.

Informasi yang dihimpun maduracorner.com bahwa sebagian anggota menginginkan ada pergantian ketua Komisi dari Nurus Salam, diganti AF Hari Ponto, dan ada juga sebagian anggota yang lain menginginkan tetap mempertahankan Nurus Salam.

Dari 11 anggota Komisi II, 7 anggota sudah menggelar rapat pergantian ketua Komisi. Dalam rapat tersebut menghasilkan, AF Hari Ponto, politisi Partai Golkar terpilih menjadi ketua Komisi II, menggantikan Nurus Salam, politisi Partai Gerindra.

Dan wakil ketua tetap Juhari dan Sekretaris Komisi, Risnawi. Berselang beberapa hari, ada dua anggota Komisi II menarik dukungannya dengan mengirimkan surat ke pimpinan DPRD.   

Penulis : Ari                                              Editor : Gebril

Pos terkait