Perintah Menunaikan Amanah

Tanda-tanda orang munafik ada tiga. By An

sebuah amanah

Maduracorner.com.Bangkalan –

1.     Definisi

 

  • Menurut bahasa: Dari kata-kata aman yaitu kebalikan dari takut.  Sedangkan amanah adalah kebalikan dari khiyanat.
  • Menurut Istilah: Prilaku yang tetap dalam jiwa, dengannya seseorang menjaga diri dari apa-apa yang bukan haknya walaupun terdapat kesempatan untuk melakukannya, tanpa merugikan dirinya dihadapan orang lain. Dan menuanaikan kewajibannya kepada orang lain, walaupun terdapat kesempatan untuk tidak menunaikannya tanpa merugikan dirinya dihadapan orang lain.

 

2.      Dalil Alquran tentang Amanah

Allah berfirman,

 

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.”(An-Nisa’: 58).

Allah berfirman,

 

“Sesungguhnya kami Telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,” (Al-Ahzab: 72).

 

3.  Dalil – Dalil dari Hadits tentang Amanah

 

Abu Hurairah ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bersabda,

آيَةُالْمُنَافِقِثَلاَثٌ: إِذَاحَدَثَكَذِبَ،وَإِذَاوَعَدَأَخْلَفَ،وَإِذَااؤْتُمِنَخَانَ

“Tanda-tanda orang munafik ada tiga; jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanat ia berkhianat.” (Muttafaq Alaihi).

Di riwayat lain ditambahkan,

وَإِنْصَامَوَصَلَّىوَزَعَمَأَنَّهُمُسْلِمٌ

‘Walaupun ia berpuasa dan shalat serta mengklaim dirinya muslim.”

Huzaifah Al-Yamani ra berkata, Rasulullah saw menyampaikan dua hadits kepada kami,  aku mengetahui salah satunya dan masih menunggu yang lain. Rasulullah saw bersabda: bahwa amanah itu turun di akar hati manusia kemudian Al-Qur’an turun lalu mereka mengetahui Al-Qur’an dan mengetahui Sunnah lalu seseorang itu tidur (melalaikannya ?)  maka amanah dicabut dari hatinya, kemudian ia tidur lagi dan amanah dicabut lagi dari hatinya dan yang tinggal hanya bekasnya, seperti bara yang jatuh ke kaki seseorang lalu ia mengangkat kakinya padahal tidak ada apa-apa di kakinya, kemudian orang itu mengambil kerikil dan orang-orang mengikutinya. Saat itu tidak ada seorang pun yang menunaikan amanah sampai ada yang mangatakan:

–          “Di Bani Fulan itu ada seorang yang amanah”

–          “Alangkah tabahnya dia! Alangkah pandainya dia! Alangkah cerdasnya dia! padahal di dalam hatinya tidak ada iman sebiji zarrah pun.

 

Telah datang suatu masa di mana aku tidak peduli siapa di antara kalian yang aku baiat. Jika dia seorang muslim aku berharap agar dia kembali kepada agamanya dan jika dia seorang nasrani atau yahudi aku berharap agar dia kembali kepada amal usahanya. Sedangkan hari ini aku tidak berbaiat kecuali kepada Fulan dan Fulan.” (Muttafaq Alaihi)

 

Huzaifah r.a. dan Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Allah mengumpulkan semua orang. Lalu orang-orang beriman berdiri hingga surga didekatkan. Mereka lalu datang kepada Adam dan berkata, “Wahai bapak kami, bukalah surga itu untuk kami” Adam a.s. menjawab; “Bukankah yang mengeluarkan kalian dari surga adalah kesalahan bapakmu ini, Aku tidak berhak untuk itu, pergi saja kalian ke anakku Ibrahim kekasih Allah”. Lalu Ibrahim pun berkata; “Aku tidak berhak untuk membukanya. Aku disebut sebagai kekasihnya, tidak seperti itu… tidak seperti itu, pergilah kalian ke Musa a.s. yang pernah diajak bicara langsung oleh Allah. Mereka pun datang kepada Musa, dan Musa a.s. berkata; “Aku tidak berhak untuk itu, pergilah kalian ke Isa a.s. Ia adalah kalimat dan ruh Allah”, Isa pun berkata; “Aku tidak berhak untuk itu”. Kemudian mereka datang kepada Muhammad s.a.w. dan beliau kemudian berdiri dan diizinkan (oleh Allah SWT) untuk berdiri. ”Amanah” dan ”rahim”[1]diutus (untuk berangkat)  lalu keduanya berdiri di samping kanan kiri sirath. Orang pertama di antara kalian lewat seperti kilat. Demi Allah, apa yang berjalan seperti kilat? Beliau bersabda, “Tidakkah kalian lihat, bagimana ia pergi dan datang dalam sekejap saja.” Setelah itu ada yang lewat seperti angin, lalu ada yang seperti burung. Amal perbuatan berjalan bersama orang-orang itu dan nabi mereka berdiri di sirath sambil berdoa, “Robbi, selamatkan, selamatkan, sampai amal hamba menjadi lemah. Hingga ada seseorang yang datang tidak bisa berjalan kecuali dengan merangkak. Di samping kanan dan kiri shirath itu terdapat pengait-pengait yang digantungkan dan diperintahkan untuk mengambil siapa yang perlu diambil. Ada yang tertangkap namun ia selamat dan ada yang terkait lalu dilemparkan ke neraka. Demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah di tangannya, kedalaman neraka Jahannam itu sedalam tujuh puluh musim.” (HR. Muslim)

 

Abu Khubaib dan Abdullah bin Zubair berkata; “Ketika perang Jamal Zubair memanggilku dan aku berdiri di sampingnya. Ia berkata, ‘Anakku, pada hari ini tidak ada yang berperang selain orang zalim atau yang dizalimi. Dan aku melihat diriku pada hari ini akan terbunuh secara zalim. Dan yang paling menggelisahkan aku adalah hutangku. Lalu ia berkata apakah kita masih menyisakan sedikit harta?”. Ia berkata lagi; “Anakku, juallah harta kita dan bayarlah hutangku.” Ia juga berwasiat agar hartanya nanti dibagi menjadi tiga, sepertiga untuk wasiat. Yang sepertiganya lagi untuk anak-anaknya, yakni anak-anak Abdullah bin Zubair”. Ia lanjutkan; “sisa dari harta kita untuk anak-anakmu.” Hisyam berkata, “Sementara anak Abdullah menyamai sebagian anak Zubair, Khubaib dan Ubad. Yang kala itu ia mempunyai sembilan orang anak laki-laki dan sembilan perempuan. Abdullah bercerita; “Ia memberi wasiat kepadaku untuk melunasi hutangnya seraya berkata; “Anakku, jika kamu tidak mampu melakukan sesuatu, maka minta tolonglah kepada Pemimpinku.” Dia berkata; “Demi Allah, aku tidak mengerti apa yang diinginkannya sampai aku bertanya kepadanya; “Ayahnda, siapakah Pemimpinmu itu ?” Dia menjawab; “Allah. Demi Allah, tidak pernah ia mempunyai hutang kemudian ia berdoa, ‘Wahai Pemimpin Zubair, lunasilah hutangnya”. Lalu Allah melunasi hutangnya. Ia berkata; “Kemudian Zubair terbunuh dan tidak meninggalkan satu dinar maupun satu dirhampun, selain beberapa bidang tanah yang di antaranya berupa hutan. Juga 11 rumah di Madinah, 2 rumah di Bashrah, 1 rumah di Kufah, dan 1 rumah di Mesir. Hutang yang menjadi tanggungannya itu karena ada seseorang datang kepadanya menitipkan uang. Zubair berkata, “Tidak, ia menjadi hutangku, khawatir hilang.” Setelah itu ia tidak pernah menjadi gubernur, penarik zakat, atau petugas pajak. Ia selalu berada dalam perang bersama Rasulullah, Abu Bakar, Umar, dan Utsman ra. Abdullah menceritakan, “Aku menghitung hutangnya, ternyata berjumlah 2.200.000.” Hakim bin Hizam menjumpai Abdullah bin Zubair dan berkata, “Nak, saudaraku punya hutang berapa?” Aku merahasiakannya dan berkata, “Seratus ribu.” Hakim berkata, “Aku pikir, harta kalian tidak cukup untuk melunasinya.” Abdullah berkata, “Bagaimana menurutmu, kalau hutangnya itu 2.200.000 ?” ia berkata, “Menurutku kalian tidak mampu melunasnya. Kalau benar kalian tidak mampu mintalah bantuan kepadaku.” Ia menceritakan, Zubair pernah membeli hutan seharga 150.000 dan Abdullah menjualnya dengan harga 1.900.000. Ia berdiri sambil berkata, “Barangsiapa mempunyai piutang terhadap Zubair, hendaknya mengambil haknya dari hutan ini.” Kemudian Abdullah bin Ja’far datang dan mempunyai piutang terhadap Zubair 400.000. Abdullah bin Zubair berkata, “Kalau mau aku serahkan hutan itu untukmu.” Abdullah bin Ja’far berkata, “Tidak. Bagi saja untukku satu bidang.” Abdullah bin Zubair berkata; “Untukmu mulai dari sini sampai sini.”

 

Abdullah pun menjualnya untuk membayar hutangnya dan tersisa empat setengah bagian. Ia datang ke Muawiyah yang di sana ada Amr bin Utsman, Al-Mundzir bin Zubair, dan Ibnu Zam’ah. Muawiyah berkata kepadanya, “Berapa kamu hargai hutan itu.” Abdullah menjawab, “Setiap bagian seharga seratus ribu.” Ia bertanya, “Berapa lagi yang masih tersisa?” Ia menjawab, “Empat setengah bagian.” Al-Mundzir bin Zubair berkata, “Aku mengambil satu bagian senilai seratus ribu.” Muawiyah bertanya, “Berapa yang masih tersisa?” Ia menjawab, “Satu setengah.” Ia menjawab, “Aku mengambilnya seharga seratus lima puluh ribu.” Kemudian Abdullah menjual bagiannya kepada Muawiyah seharga tujuh ratus ribu. Setelah Abdullah bin Zubair melunasi hutangnya, anak-anak Zubair berkata, “Berikan hak waris kami sampai kami mengumumkannya di musim (haji) selama empat tahun, “Ketahuilah, siapa di antara kalian yang mempunyai piutang kepada Zubair hendaknya datang kepada kami akan kami lunasi. Maka setiap tahun pun ia mengumumkannya hingga empat tahun. Setelah lewat empat tahun ia membagi-bagi warisan itu dan menyisakan sepertiganya. Zubair mempunyai empat orang istri maka masing-masing mereka mendapatkan 1.100.000. Semua hartanya berjumlah 50.100.000. (Bukhari).

AMANAH

4.  Keutamaan amanah

 

  1. Amanah jalan menuju kesukse-san. Allah berfirman: “Sesung-guhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, …. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat   dan janjinya. (QS. 23:8)

Dalam ayat yang lain Allah berfirman:”Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan  apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. 4:58)

 

  1. Merupakan sifat para Rasul, Para Nabi, Orang-orang Mu’min dan para malaikat. Nabi Nuh berkata: “Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercaya-an (yang diutus) kepadamu,(QS. 26:107) Nabi Hud Berkata: “Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka: “Mengapa kamu tidak bertak-wa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, (QS. 26: 124-125) Lihat Nabi Sholeh Berkata: (QS. 26:143). Lihat Nabi Luth Berkata: (QS. 26:162). Lihat Nabi Syuaib Berkata: (QS. 26:178). Rasulullah bersabda: Tidak ada iman bagi orang yang tidak Amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memmegang janji./ HR. Ahmad

 

  1. Tanda Iman. Rasulullah bersabda:

 

” قَالَ الرَّسُوْلُ: لاَ إِيْمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ وَلاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ/ أحمد

 

Tidak ada iman bagi orang yang tidak Amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memmegang janji./ HR. Ahmad.

 

Dalam hadis yang lain bersabda:
وقال أيضا : ” أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا، وَمَنْ كَانَتْ فِيْهِ خِصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خِصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعُهَا: إِذَا ائْتُمِنَ خَانَ، وَإِذَا حَدَثَ كَذَبَ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ”/ بخاري مسلم

 

Empat hal, barang siapa dalam dirinya ada empat hal tersebut, dia munafik murni, dan barang siapa yang ada sebagian dari sifat itu, dia memiliki sebagian sifat nifak hingga dia meninggalkannya. Yaitu: Jika dipercaya khiyanat, jika berbicara bohong, jika berjanji ingkar dan jika bermusuhan (berseteru) dia jahat”./ Bukhori Muslim

 

  1. Amanah itu menandingi dunia dan isinya.

 

” أَرْبَعٌ إِذَا كُنَّ فِيْكَ فَلاَ عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا:حِفْظُ أَمَانَةٍ، وَصِدْقُ حَدِيْثٍ،

وَحُسْنُ خُلُقٍ، وَعِفَّةُ طُعْمَةٍ/ أحمد

 

Empat hal jika dia ada dalam dirimu, engkau tidak merugi walupun kehilangan dunia. Menja-ga amanah, berkata dengan jujur, berakhlak yang mulya dan menjaga makanan (dari yang haram) HR. Ahmad

 

Kompeten untuk menerima tang-gungjawab. Allah berfirman: ” Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Wahai ayahku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. (QS. 28:26)

 

 

5.   Ruang Lingkup Amanah

 

a.  Amanah fitrah. Adalah amanah besar yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Allah berfirman: ” Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, “. (QS. 7:172)

 

b.  Amanah Dakwah. Allah berfirman: ” Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Wahai bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”. (QS. 3:110) Dalam ayat yang lain Allh Berfirman: ” Telah dila`nati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan `Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. (QS. 3:78-79)

c.  Amanah anggota badan manusia.

      Anggota badan merupakan amanah Allah pada manusia, karenanya manusia harus meng-gunakannya untuk taat pada-Nya, mencari Ridlo-Nya dan berjihad di jalan-Nya. Contohnya adalah amanah “mata”, Allah berfirman: ” Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-nya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, “. (QS. 24:30-31) Dalam ayat yang lain Allah berfirman: Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan, Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (QS.88:17-20)

 

Amanah dalam menunaikan hak.

      Hak itu ada dua macam:

  1.  Hak Allah. Baik hak keyakinan, ucapan atau perbuatan. Dia adalah hak yang paling besar yang merupakan prioritas utama untuk ditunaikan, hak yang paling utama adalah hak tauhid, kemudaian rukun-rukun islam yang lain dan seluruh ni’mat-ni’mat Allah. Allah berfirman: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, (QS.33:72) Sahabat Ibnu Abbas, Imam Mujahid dan Ad-Dlohhak berkata: Amanah Allah adalah seluruh kewajiban-kewajiban yang diwajibkan Allah.

b.  Hak mahluk. Diantaranya adalah hak harta, seperti hutang, sewaan dan barang titipan. Hak mahluk yang lain adalah hak selain harta, seperti menjaga kehormatan, memberi nasihat dll.

 

e.  Amanah majlis.

Rasulullah ber-sabda:

: قال الرسول: ” اَلْمَجْلِسُ بِالأَمَانَةِ إِلاَّ ثَلاَثَةٌ: مَجْلِسُ سَفْكِ دَمٍ حَرَامٍ، أَوْ فَرْجٍ حَرَامٍ، أَوْ اِقْتِطَاعِ مَالٍ بِغَيْرِ حَقٍّ”/ أبو داود وأحمد

 

Semua majlis itu merupakan amanah kecuali 3 hal. Yaitu majlis penumpahan darah, majlis hubungan badan yang diharamkan dan majlis pelanggaran terhadap harta orang lain./ HR. Abu Dawud dan Ahmad.

 

  1.  Amanah keluarga.
    Diantaranya adalah menunaikan kewajiban keluarga. Rasulullah bersabda:

 

” كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعْيَتِهِ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَ

َاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ، فَكُلُّكُمْ رَاعِ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعْيَتِهِ/ البخاري

 

Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban terhadap kepemimpinannya. Seorang lelaki menjadi pemimpin dalam keluarganya, seorang wanita menjadi pemimpin dirumah suami dan anak-anaknya. Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan diminta pertanggung jawaban atas kepemimpinannya./ HR. Bukhori

 

  1. Amanah kerja professional.
    Rasulullah bersabda:

: قال الرسول: “لِكُلِّ غَادِرٍ لِوَاءٌعِنْدَ إِسْتِهِ، يَرْفَعُ لَهُ بِقَدْرِ غُدْرَتِهِ، أَلاَ وَلاَ غَادِرَ أَعْظَمُ مِنْ أَمِيْرٍ عَامَهُ”/ البخاري

 

Setiap pengkhianat akan mendapatkan bendera di belakang (bokong). Panjang dan pendek bendera tersebut sesuai dengan kadar penghianatannya. Ketahuilah bahwa penghiyanatan yang paling besar adalah penghianatan seorang pemimpin terhadap rakyatnya./ HR. Bukhori

 

Amanat kepemimpinan.
Kepemim-pinan itu adalah amanat, Abu Dzar berkata:

قَالَ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَلاَ تَسْتَعْمِلْنِيْ؟ فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبَيَّ ثُمَّ قَالَ : يَا أَباَ ذَرٍّ إِنَّكَ ضَعِيْفٌ وإَنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَومَ الْقِيَامَةِ حِزْيٌ وَنَداَمَةٌ إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَى الَّذِى عَلَيْهِ فِيْهَا”/ مسلم

 

Wahai Rasulullah jadikan-lah saya sebagai pemimpin, maka Rasulullah menepuk pndaknya sambil berkata: Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau orang yang lemah dan kepemimpinan itu adalah amanah, dia dihari kiamat nanti merupakan penyesalan dan kesedihan, kecuali yang mengambilnya dengan haknya dan menunaikan semua kewajiban didalamnya./ HR. Muslim.

 

Memberikan kepemimpi-nan kepada ahlinya juga merupakan amanah. Seorang sahabat bertanya: Kapan kiamat? Rasulullah bersabda:

 

وَإِعْطَاءُ الْحُكْمِ إِلَى أَهْلِهِ أَمَانَةٌ : قَالَ الأَعْرَبِيْ: مَتَى السَّاعَةُ ؟ قَالَ إِذَا ضُيِّعَ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةُ، قاَلَ كَيْفَ إِضَاعَتِهَا ؟ فَقاَلَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةُ”/ البخاري

 

Jika amanah telah disia-siakan, maka tunggulah hari kiamat. Sahabat bertanya: Disia-siakan yang bagaimana?, Rasulullah bersabda: Jika urusan telah diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah hari kiamat /HR. Bukhori.

 

Dalam sebuah hadis yang lain Rasulullah bersabda:

وقال” مَنْ اِسْتَعْمَلَ رَجُلاً عَلَى عِصَابَةٍ وَفِيْهِمْ مَنْ هُوَ أَرْضَى للهِ مِنْهُ فَقَدْ خَانَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَالْمُؤْمِنُوْنَ”/ الحاكم

 

Barangsiapa mengangkat pemimpin karena fanatisme golongan, padahal disana ada orang yang lebih diridloi oleh Allah, maka dia telah berhianat kepada Allah, Rasulnya dan orang-orang mu’min. /HR. Hakim.

 

4.   Peringatan  bagi  orang yang berhianat

 

1. Khianat merupakan sifat dari orang munafik.

Rasulullah bersabda:

قال الرسول: ” آية المنافق ثلاثة : إِذَا حَدَثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَحْلَفَ، وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ/ متفق عليه

 

Tanda-tanda orang munafik ada 3. Jika berbicara berbohong, jika berjanji ingkar dan jika dipercaya berhianat. / HR. Bukhori Muslim

 

  1. Dipermalukan di hari kiamat.

فَكُلَّ غَادَرٍ لِوَاءٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُقَالُ: هَذِهِ غُدْرَةُ فُلاَنٍ”/ متفق عليه

 

Setiap penghianatan akan mendapat bendera di hari kiamat, disebutkan ini penghianatan si fulan dan ini penghianatan sifulan./ HR. Bukhori Muslim.

 

3.  Tidak disukai oleh Allah.

Allah berfirman: Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat. (QS. 8:58) Dalam ayat yang lain Allah berfirman: Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguh-nya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, (QS. 4:107) Dalam ayat yang lain Allah berfirman: Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari ni`mat. (QS. Al-Hajj: 38)

 

4.   Hianat merupakan sifat orang yahudi

Allah Berfirman:

(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. 5:13)

 

  1. Hianat adalah jalan menuju neraka.

Allah berfirman: Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”. (QS. 66:10)

 

[1]Maksudnya: Sifat Amanah dan Rakhim di Akhirat nanti akan menjadi pengawal seseorang saat menyebrangi Siroth; Jika seseorang menjaga Amanah di Dunia dan melakukan Silaturakhim maka keduanya akan menyeberangkannya dengan Selamat sampai Surga. Sebaliknya jika seseorang tidak menjaga Amanah di Dunia dan tidak melakukan Silaturakhim maka keduanya tidak akan mampu mengawalnya menuj Surga.

Diposkan oleh Arida Sahputra di 9:45 AM

Label: Halaqah

 

 

Pos terkait