Surabaya, Maduracorner.com – Pusat Studi Gender dan Inklusi Sosial (PSGIS) Universitas Airlangga (UNAIR) mendorong peran kesehatan perempuan untuk modal sosial dan ketahanan selama pandemi Covid-19. Sebab kesehatan perempuan dinilai terabaikan selama pandemi.
Hal tersebut disampaikan PSGSI UNAIR dalam konferensi yang mengusung tema Kesehatan Perempuan, Modal Sosial dan Ketahanan Selama Pandemi Covid-19 secara hybrid, Kamis (2/12/2021).
Adapun panitia penyelenggaranya Aliansi Pita Putih Indonesia (PPI). Untuk PSGIS UNAIR menjadi salah satu bagiannya. Konferensi tersebut merupakan salah satu kegiatan dalam rangka memperingati 20 tahun White Ribbon’s Alliance (WRA).
“Topik ini mendapat perhatian dari WRA karena kesehatan perempuan terabaikan selama pandemi karena kebijakan PPKM masih berorientasi pelayanan pada area formal. Dampaknya, persoalan kehamilan tidak dikehendaki, pernikahan usia anak, gizi buruk, stunting, lansia, dan anak terlantar meningkat,” ujar Ketua PSGIS UNAIR Prof. Dr. Hj. Emy Susanti.
Menurut Prof Emy, disisi lain tidak adanya peluang kerja, tingginya PHK yang berdampak pada pengangguran, mendorong kondisi ekonomi semakin memburuk dan meningkatkan angka kekerasan dalam Rumah Tangga serta angka kriminal dalam masyarakat.
WRA berkomitmen terus mempromosikan pentingnya kesehatan Perempuan dan Anak selama masa pandemi Covid-19. Sehingga bisa terhindar dari penyebaran Covid-19.
“WRA juga mendorong perempuan untuk menyuarakan pendapat, masalah, dan isu mereka melalui gerakan yang dipimpin oleh komunitas. Untuk menyuarakan isu ini di publik maka perlu dilakukan advokasi melalui konferensi internasional,” ujarnya.
Selanjutnya, Prof. Emy juga menjelaskan bahwa WRA mengundang beberapa pembicara yang kredibel untuk konferensi tersebut. Para ilmuwan akan berbagi pengetahuan tentang isu-isu terkini dengan harapan para peserta akan berpartisipasi dan berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk melakukan hal yang tepat bagi diri mereka sendiri, lembaga, dan masyarakat.
“Untuk mendapatkan gambaran pentingnya isu di daerah, nasional, dan global beberapa memberikan pengantar dalam sambutan pembukaan, WRA (White Ribbon Alliance) mengundang Perwakilan PPI Jawa Timur Ketua Aliansi Pita Putih, Kristy Kade, Ketua Aliansi Pita Putih Indonesia (PPI), Giwo Rubianto, Perwakilan PBB Dana Kependudukan (UNFPA), dan Anjali Sen,” paparnya.
Prof. Emy menambahkan, sebagai keynote speaker, WRA mengundang Menteri Kesehatan Republik Indonesia, menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, Ketua Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Indonesia, dan Regional Adviser UNFPA APRO.
“Sedangkan sesi paralel, WRA akan membagi konferensi menjadi dua sesi dan 6 Klaster dengan 90 pemateri. Setiap cluster memiliki presenter dan topik yang berbeda,” tukasnya. (Syaiful)