Pulau Kangean | oleh : Teguh
Maduracorner.com, Sumenep -Banyaknya para istri yang “ditinggal” suami merantau keluar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), menyebakan pulau kangean memiliki sebutan baru yang cukup meresahkan bagi para istri para TKI. Sebutan tersebut sebagai simbol bagi istri TKI yang mempunyai hoby selingkuh dengan lelaki lain saat ditinggal merantau suaminya.
Dari peristiwa itu istri TKI, mendapat sebutan baru yakni Jamal (janda Malaysia) bagi istri yang ditinggal meraup ringgit oleh suaminya ke Malaysia, dan Mujarab bagi istri TKI yang ditinggal suami yang mendulang reyal ke Arab Saudi.
Kedua sebutan itu tidak saja membuat resah para istri TKI, akan tetapi istri TKI juga mendapat cibiran dari tetangganya. Padahal nama atau julukan minor tersebut, bersumber dari oknum istri TKI yang memiliki perangai tidak baik lantaran berselingkuh dengan lelaki lain saat suaminya sedang dirantau.
“Berawal dari salah satu istri TKI yang ketahuan selingkuh dengan lelaki lain saat suaminya bekerja diluar negeri, padahal tidak semuanya begitu, yang begituan dari pribadinya yang tidak mampu menjaga mertabat sebagai seorang istri,” terang Ruwaidah (29), warga Dusun Perahu, Desa/Kecamatan Arjasa Pulau Kangean, Sumenep, yang sudah ditinggal suaminya merantau selama 5 tahun ke negeri jiran Malaysia.
Akibat ulah seorang istri TKI yang berprilaku negatif, berimbas pada semua istri TKI yang lain. Semua istri TKI dianggapnya haus belaian laki-laki, yang dengan mudah diajak selingkuh oleh laki-laki lain. Sebutan yang diberikan masyarakat pada istri TKI, bagi istri TKI yang ditinggal meraup ringgit ke negeri Jiran Malaysia oleh suaminya, diberi gelar janda Malaysia (Jamal). Sementara istri TKI yang ditinggal meraup reyal ke Arab Saudi oleh suaminya, disebut Muda Janda Arab (Mujarab). “Padahal kami kan tidak janda, kami ditinggal suami secara baik-baik karena mencari nafkah untuk keluarga. Tapi anehnya kok dipanggil jamal atau mujarab,” katanya.
Sementara Anas (30), warga Desa/Kecamatan Arjasa, tidak menampik sebutan minor bagi semua istri TKI. Hal itu dikarenakan banyak istri TKI yang berselingkuh dengan lelaki lain untuk memenuhi kebutuhan batinnya. Namun sebutan atau istilah yang diberikan masyarakat pada istri TKI, tidak mutlak kebenarannya, karena tidak semua istri TKI memilik tabiat atau perangai yang tidak baik.
” Kami sadar dengan sebutan itu, tapi sebutan ini tidak harus disandang seluruh istri TKI, ya mungkin di daerah kami terlalu banyak lelaki yang merantau, sehingga disini lebih banyak dihuni perempuan,” timpalnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sumenep, Sustono, membenarkan jika Pulau Kangean merupakan pengirim TKI terbanyak keluar negeri, dibanding daerah lain di Kabupaten Sumenep. Hampir semua laki-laki yang ada di pulau Kangean, ratai-rata menjadi TKI keluar negeri.
Namun TKI dari pulau Kangean kebanyakan berangkat keluar negeri tanpa dilengkapi dokumen resmi. Mereka menjadi TKI melalui jasa tekong (penyalur jasa) atau ikut familinya yang sudah lebih dulu menjadi TKI diluar negeri.
“TKI dari Pulau Kangean memang cukup banyak, bisa dibilang paling banyak dari daerah lain, bayangkan saja per Mei 2014, ada sekitar 135 orang yang berangkat keluar negeri. Tapi yang legal hanya 9 orang, lainnya berangkat secara ilegal,” terang Sustono. (tgh/lam)