Ribuan Santri di Bangkalan Ikuti Apel Akbar Peringatan Hari Santri Nasional

Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron bersama Ketua RMI NU RKH Nasih Aschal mengecek barisan santri. (FOTO: Riyan Mahesa)

BANGKALAN, MADURACORNER.COM- Ribuan santri mengikuti apel akbar peringatan Hari Santri Nasional di Alun-alun Kabupaten Bangkalan. Sebanyak 1.500 santri putra dan putri itu, berasal dari 10 pondok pesantren yang tersebar di kota Dzikir dan Shalawat tersebut.

Turut hadir dalam peringatan Hari Santri Nasional ke-3 ini, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Bangkalan, kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Camat dan ulama serta kiai. Para pejabat pemerintah itu, juga mengenakan sarung dan kopiah laiknya santri.

Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron yang didaulat menjadi inspektur upacara mengatakan, peringatan Hari Santri Nasional ini merupakan manifestasi sejarah perjuangan para kiai dan santri dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

“Sejarah telah mencatat bahwa kiai dan santri bersama pejuang bangsa lainnya, memiliki peran besar dalam mempertahankan kedaulatan negara,” ucap Ra Latif dalam sambutannya, Senin (22/10/2018).

Menurutnya, peringatan Hari Santri Nasional adalah bentuk aktualisasi penghormatan dari seluruh elemen bangsa dan negara, atas peran besar kiai dan santri yang selalu berada di garda terdepan di masa perjuangan melawan penjajah.

“Pemerintah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional agar kita mengingat dan meneladani semangat jihad kemerdekaan kiai dan santri yang rela berkorban demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucapnya.

Ra Latif berharap kepada seluruh santri masa kini dan masa depan, baik yang di pesantren maupun di luar pesantren agar selalu memperkuat jiwa religius keislaman sekaligus jiwa nasionalis kebangsaan.

“Kita harus mampu tampil sebagai santri pejuang masa kini untuk membantu mengisi kemerdekaan yang dihadiahkan oleh para pejuang kemerdekaan,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU) Bangkalan RKH Nasih Aschal menyatakan, peringatan Hari Santri Nasional tidak hanya dijadikan sebagai acara formalitas semata. Namun, harus bisa mendorong semangat kreativitas para santri masa kini.

“Santri juga harus mengambil peran dalam upaya membangun bangsa dan negara. Oleh sebab itu, kita dorong agar selalu berkarya,” tuturnya.

Pengasuh Pondon Pesantren Syaichona Mohammad Cholil itu memberikan apresiasi kepada Presiden Joko Widodo yang mengakui keberadaan pesantren dan santri dengan menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.

“Kami juga menyapaikan terimakasih kepada Pemkab Bangkalan yang telah menyemarakkan peringatan Hari Santri Nasional. Kedepan harus lebih meriah,” tandasnya. (*)

Penulis: Riyan Mahesa

Editor: Ahmad

Pos terkait