Silaturrahmi Suporter Jatim, Desak Akhiri Dualisme Sepakbola Nasional

Silaturrahmi Suporter Jatim, Desak Akhiri Dualisme Sepakbola Nasional-foto: Mamad/MC.com

Silaturrahmi Suporter Jatim, Desak Akhiri Dualisme Sepakbola Nasional-foto: Mamad/MC.com

Maduracorner.com, Bangkalan – Kekisruhan sepakbola nasional yang belum berakhir, mendorong sejumlah kelompok suporter Jawa Timur untuk menggelar silaturrahmi. Tanpa dibatasi kompetisi liga yang berbeda, kelompok suporter klub sepakbola baik dari klub ISL maupun IPL berkumpul bersama di Pantai Basmalah, Bangkalan, Madura. K-Conk Mania, kelompok suporter yang berbasis di Madura pun bertindak selaku tuan rumah, dalam acara yang digelar hari sabtu-minggu (05-06/01) ini. 

Dalam silaturrahmi suporter ini tersebut, mereka mendiskusikan berbagai permasalahan terkait kekisruhan sepakbola nasional. Mulai dualisme PSSI maupun kompetisi sepakbola yang juga terpecah dalam dua liga berbeda. Bahkan, Laros Jenggirat, supporter Persewangi Banyuwangi yang bermain di Divisi Utama PT LPIS, menyoroti keterlambatan gaji pemain di berbagai klub sepakbola Indonesia. Apalagi, salah satu pemain asing Persewangi pun sampai jatuh sakit akibat gajinya belum dibayar.

“Ini salah satu keprihatinan kita. Dualisme kompetisi membuat klub kian terpuruk utamanya keterlambatan gaji pemain”,ujar Cak Tain, dedengkot Laros Jenggirat, yang turut hadir dalam silaturrahmi ini. Hal senada juga juga disampaikan Hasyim, perwakilan Peccot Mania, kelompok supporter Perssu Sumenep. “Selama dualisme ini tidak terselesaikan, maka selama itu pula kekisruhan ini akan berlangsung”,terangnya.

Selain mengungkapkan kekesalan mereka terhadap egoisme para elite sepakbola nasional termasuk pengurus klub, para perwakilan suporter ini juga mencapai kata sepakat tentang penyelesaian kisruh sepakbola Indonesai. Yakni, mereka mendesak pihak PSSI maupun KPSI agar mengakhiri dualisme sepakbola indonesia. “Salah satu pangkal dualisme ini adalah egoisme kedua pihak. Suporter ini kan capek juga melihat kaum elite itu bertengkar terus. Sementara kami hanya menginginkan sepakbola sebagai hiburan”,tutur Abah Imron, salah satu sesepuh Bonek yang hadir bersama Cak Mamat dan dirigen Bonek Hamin Gimbal maupun Okto Tyson.

Hal tak berbeda jauh disampaikan Presiden K-Conk Mania, Jimhur Saros. Menurut Jimhur, kekisruhan sepakbola nasional juga tidak bisa dilepaskan dari intervensi politik dari berbagai kelompok di Indonesia. “Mau jadi apa sepakbola Indonesia jika politik ikut bermain. Jadi tolonglah, demi sepakbola nasional yang lebih baik, alangkah bijaknya jika kepentingan politik tidak ikut campur dalam sepakbola Indonesia”,tegas Jimhur.

Rencananya, diskusi atau silaturrahmi supporter jatim ini akan dilanjutkan pada pertemuan kedua. Sesuai kesepakatan, Bonek akan menjadi tuan rumah. “Kami merasa terhormat diberi amanah ini. Mungkin Mabes YSS bisa dipakai. Tapi kami mau sampaikan dulu di internal kami. Tunggu konfirmasinya dalam satu atau dua minggu kedepan”,kata Cak Mamat dari YSS.

Hamin Gimbal pun bersedia, pihaknya akan mengontak para tokoh supporter se Jawa Timur secapatnya. “Kita akan coba hubungi kawan-kawan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Suporter Jawa Timur (FKSJ). Semoga mereka bersedia hadir demi kebaikan sepakbola Indonesia di masa mendatang”,sahut dirigen Bonek asli Kwanyar, Bangkalan, Madura tersebut. (mad)

Pos terkait