Kisah ini tampak seperti adegan dari film dokumenter alam liar, namun semuanya benar-benar terjadi.
Seorang fotografer alam bernama Dimas Ardiansyah tengah melakukan ekspedisi di sabana Afrika Timur ketika ia mengalami sesuatu yang hampir tak bisa dipercaya.
Ia tertidur di bawah pohon akasia, hanya untuk terbangun beberapa jam kemudian… dalam pelukan seekor cheetah liar.
Foto-foto kejadian itu kini viral di seluruh dunia, dan para ahli satwa pun masih berusaha memahami bagaimana hal seperti ini bisa terjadi.
Petualangan biasa yang berubah jadi momen luar biasa
Dimas, 34 tahun, dikenal sebagai fotografer yang sabar dan berani.
Hari itu, ia sedang menunggu kawanan zebra melintas untuk mengambil gambar langka tentang predator sabana.
Setelah berjam-jam di bawah terik matahari tanpa hasil, ia akhirnya tertidur di bawah naungan kecil pohon kering.
“Saya hanya ingin beristirahat sebentar,” katanya.
“Ketika membuka mata, saya merasakan sesuatu yang hangat di sisi saya — dan melihat seekor cheetah sedang menatap langsung ke wajah saya.”
Ia mengira dirinya bermimpi. Tapi hewan itu tidak menyerang.
Sebaliknya, cheetah itu merebahkan tubuhnya di sampingnya, dengan tenang, seolah mencari perlindungan atau kehangatan.
Reaksi dunia: antara keheranan dan kekaguman
Foto-foto yang diambil oleh salah satu anggota tim — yang dari jauh sempat merekam kejadian itu — langsung menyebar ke media sosial.
Dalam beberapa jam, gambar “manusia dan cheetah berpelukan di sabana” menjadi viral di seluruh dunia.
Banyak orang menulis bahwa gambar itu adalah simbol kepercayaan antara manusia dan alam liar, sementara sebagian lain menyebutnya sebagai keajaiban.
Para ahli hewan dari Kenya Wildlife Service kemudian meneliti perilaku tersebut dan menyimpulkan bahwa cheetah itu kemungkinan pernah bersentuhan dengan manusia sebelumnya, mungkin diselamatkan ketika masih kecil.
Namun, bahkan dengan penjelasan itu, tingkat kedekatan yang terlihat di foto tetap sulit dijelaskan secara ilmiah.
Misteri perilaku sang cheetah
Menurut Dr. Amina Okoth, ahli etologi dari Nairobi University, kejadian ini “sangat tidak biasa namun bukan mustahil”.
Ia menjelaskan bahwa cheetah adalah salah satu kucing besar yang paling sensitif secara sosial, dan dalam kondisi tenang, mereka bisa menunjukkan perilaku “rasa ingin tahu” yang mirip hewan peliharaan.
Ciri-ciri yang membuat momen ini begitu unik antara lain:
- Tidak ada tanda agresi: telinga cheetah dalam posisi tenang, ekor rileks.
- Kontak fisik sukarela: hewan itu mendekat sendiri tanpa dipancing makanan.
- Durasi lama: pelukan itu berlangsung hampir 10 menit sebelum hewan itu bangkit dan pergi.
Bagi para peneliti, ini menjadi contoh luar biasa dari hubungan emosional spontan antara manusia dan hewan liar.
Reaksi sang fotografer
Setelah momen itu, Dimas mengaku tidak bisa berhenti memikirkan pertemuannya.
Ia mengatakan bahwa saat itu, tidak ada rasa takut, hanya ketenangan.
“Matanya seperti berbicara,” ujarnya. “Saya tahu ia tidak akan melukai saya. Itu adalah salah satu momen paling murni dalam hidup saya.”
Ia kemudian memutuskan untuk tidak menjual foto-foto tersebut, melainkan menyumbangkannya untuk kampanye konservasi kucing besar di Afrika.
Tujuannya sederhana: menunjukkan bahwa alam liar bukan musuh, tapi cermin dari ketenangan manusia sendiri.
Dampak yang tak terduga
Sejak foto itu viral, ribuan orang mulai menyumbang ke organisasi penyelamat cheetah, dan beberapa taman nasional di Afrika melaporkan peningkatan kunjungan wisata berbasis konservasi.
Ceritanya telah diterjemahkan ke lebih dari 20 bahasa, termasuk Indonesia, Jepang, dan Jerman.
“Mungkin dunia memang butuh kisah seperti ini,” kata Dr. Amina.
“Sesuatu yang mengingatkan kita bahwa di balik semua kekacauan, masih ada ruang bagi rasa saling percaya antara spesies yang berbeda.”