Jenazah Hosrin saat tiba di Desa Bator, Kecamatan Klampis
BANGKALAN, MADURACORNER.COM– Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Hosrin (35) warga Desa Bator, Kecamatan Klampis, Bangkalan, Madura, Jawa Timur menjadi korban bencana longsor di TAR College Tanjung Bungah, Penang Malaysia, Sabtu 21 Oktober 2017 lalu.
Diantara petugas Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) dan BP2TKI, jenazah korban yang telah menjadi TKI selama 7 tahun ini, tiba di tanah kelahirannya, Senin (23/10/2017) sekitar pukul 12.00 malam.
“TKI yang menjadi korban longsor dua orang yakni Hosrin (35) asal Bangkalan dan Erwin (38) asal Gresik. Jenazah Erwin dikebumikan di Malaysia,” papar Pelaksana Fungsi Konsuler KJRI Penang Malaysia, Neni Kurniati usai penyerahan jenazah Hosrin ke pihak keluarga.
Menurutnya, musibah itu terjadi sekitar pukul 09.00 pagi. Mendengar informasi tersebut, Satgas KJRI langsung menuju lokasi kejadian untuk memastikan jumlah WNI yang menjadi korban tanah longsor. Sebab, jumlah TKI yang bekerja mencapai 50 WNI. Namun, yang menjadi korban hanga dua orang.
“Korban ini sebagai pekerja konstruksi yang sedang menggarap kondominium 49 lantai,” imbuhnya.
Neni menjelaskan status Hosrin maupun Erwin tercatat sebagai TKI legal dan bekerja di Syarikat Choong Cons Penang yang memiliki dokumen resmi dan kontrak kerja. Satgas KJRI dan instansi terkait di Indonesia maupun Malaysia akan terus membantu mengurus hak-hak kedua WNI sebagai TKI prosedural.
“Asuransi dari Indonesia sekitar Rp 70 juta. Gaji yang masih menjadi hak kedua TKI belum diketahui karena masih akan diurus,” tuturnya.
Kapolsek Klampis AKP Lukas Effendi menambahkan, jenazah korban diterima oleh keluarganya. Rencananya, setelah disholatkan langsung dikebumikan di pemakaman umum.
“Awalnya mau dishalatkan di Masjid. Tapi keluarga korban ingin melihat jasad almarmuh, jadi dibawa pulang dulu ke rumah duka,” ucapnya.
Sementara itu, Busyiri (45) keluarga korban mengaku sudah mengikhlaskan kepergian Hosrin akibat musibah bencana alam tersebut. Pihaknya, meminta jenazah dibawa pulang ke Bangkalan karena ingin melihat untuk yang terakhir kalinya.
“Hosrin menetap di Bawean bersama istri dan dua anaknya. Tapi, kami meminta jenazah dimakamkan disini,” tandasnya.(*)
Penulis: Heriyanto Ahmad
Editor: Achmad