Maduracorner.com,Pamekasan- untuk mengatasi anjloknya harga garam, PT Boediono Madura Bangun Persada di Tlanakan kabupaten Pamekasan melakukan pencucian Garam deng harapan hasilnya setara dengan garam kualitas import.
Semakin terpuruknya harga garam, akibat masuknya garam import, membuat petani dan pedagang tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya bisa pasrah, menunggu sikap pemerintah untuk membatasi garam import masuk ke Indonesia. para pedagang garampun, mencari cara lain agar kebutuhan garam berkualitas setara dengan garam import bisa terpenuhi di Indonesia, terutama di pulau Madura. satu diantaranya adalah dengan melakukan pencucian garam, seperti yang dilakukan PT Boediono Madura Bangun Persada di tlanakan Pamekasan.
Di tempat ini garam kualitas tiga, yang harganya Rp 250 ribu setiap satu ton di cuci hingga menghasilkan garam kualitas satu yang setara dengan garam import. dengan cara ini sebenarnya pemerintah tidak perlu melakukan import garam, untuk memenuhi kebutuhan garam Nasional yang berkualitas.
Salah seorang karyawan pencucian garam, Suyati mengatakan, dengan dilakukan pencucian garam, kualitas garam Madura akan setara dengan garam Import. “Setelah memalui pencucian ini, maka garam kualitas jelek atau kualitas tiga bisa di ubah menjadi kwalitas satu yang setara dengan garam import, tentunya dengan biaya yang tidak sedikit garam kualitas tiga yang kemudian dicuci menjadi kualitas satu, membutuhkan biaya produksi hingga Rp 600 ribu/ satu ton,” kata Suyati.
Dikatakan Suyati, pedagang masih bisa meraup keuntungan jika garam di jual dengan harga Rp 750 ribu/ satu ton. namun akibat masuknya garam import yang bongkar langsung ke lokasi, yang membutuhkan banyak garam, seperti Sumatera dan Kalimantan, maka pencucian garam ini menjadi percuma, karena kalah bersaing di ongkos kirim.
Sementara itu Pedagang garam, Amirusi mengatakan, jika seperti ini maka garam kualitas satu ini tidak bisa di kirim keluar daerah akibat garam import sudah masuk ke tempat penjualan garam.
Sedangkan pedagang garam lainnya H. Ulum mengatakan, dari pada garam import di bongkar di luar Madura maka lebih baik di bongkar di Madura saja, sehingga garam Madura masih bisa bersaing dengan garam import karena sama-sama kirim dari madura ke luar daerah.
Sebenarnya, berbagai demo menolak garam import sudah di gelar di berbagai kabupaten di Madura. Di kabupaten Sumenep petani garam melempari gedung dewan dengan garam, di pamekasan petani membakar garam di halaman gedung dewan, sedangkan di kabupaten Sampang petani garam menumpahkan lima truk berisi garam di jalanan. (din/min)