
BANGKALAN – Maduracorner.com, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) meresmikan Pos Keamanan yang terletak di sekitar lingkungan kampus pada Rabu, (01/08/25). Pos keamanan ini dibangun melalui kerjasama antara UTM dan Polres Bangkalan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan di area kampus. Pos keamanan ini berlokasi di Jalan Raya Telang, tepat di depan Kampus UTM.
Peresmian acara ini dihadiri oleh Rektor UTM, Prof. Dr. Safi, bersama dengan pihak kepolisian dan sejumlah tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, Prof. Dr. Safi menyampaikan bahwa pendirian pos keamanan ini merupakan respons terhadap berbagai permasalahan yang pernah terjadi di lingkungan kampus, termasuk insiden kekerasan yang menimpa mahasiswa beberapa waktu lalu. “Pos keamanan ini merupakan inisiatif dari Kapolsek dan Kapolres Bangkalan yang bekerja sama dengan kami untuk mendirikan pos di sekitar Jalan Raya Telang, depan Kampus UTM,” ungkap Prof. Dr. Safi.
Prof. Dr. Safi berharap dengan adanya pos keamanan ini dapat mengurangi potensi tindak kekerasan yang sering terjadi di lingkungan kampus. “Tujuan utama pendirian pos ini adalah untuk menangani masalah yang sering muncul di sekitar kampus dan menciptakan solusi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.
Insiden kekerasan yang menimpa mahasiswa UTM beberapa pekan lalu menjadi perhatian seluruh pihak, dan UTM merespons dengan mengadakan diskusi terbuka untuk mencari solusi terbaik. “Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi kekerasan yang terjadi di lingkungan kampus. Salah satu penyebab utama kekerasan adalah pergaulan bebas yang kurang terkontrol. Oleh karena itu, kami berharap ada peraturan daerah yang mengatur kos-kosan di sekitar kampus, sehingga pemilik kos turut bertanggung jawab atas kondisi yang ada di dalamnya,” jelas Prof. Dr. Safi.
Rektor UTM juga mengingatkan pentingnya kesadaran bersama mengenai keamanan dan keselamatan. Ia mengajak seluruh civitas akademika dan masyarakat sekitar untuk lebih peduli terhadap kondisi diri sendiri dan lingkungan. “Kesadaran dan kepedulian terhadap keamanan lingkungan harus tumbuh bersama. Kita semua harus berperan aktif agar kampus tetap menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi mahasiswa dan seluruh civitas akademika,” tutupnya.
Sementara itu, Kapolres Bangkalan, AKBP Febri Isman Jaya, menyampaikan terima kasih kepada pihak UTM atas dukungan dan kerjasamanya dalam meningkatkan keamanan, khususnya di wilayah Kamal yang juga berdampak pada perkembangan Madura secara keseluruhan. “Terima kasih kepada Universitas Trunojoyo Madura yang telah berperan besar dalam membantu masyarakat, terutama di wilayah Kamal. Keberadaan kampus ini memberi pengaruh besar terhadap kemajuan Madura, dan keamanan di sekitar kampus menjadi prioritas kami,” ujar Kapolres.
AKBP Febri juga menjelaskan bahwa kondisi keamanan pasca tahun politik mengalami peningkatan masalah, terutama terkait dengan kejahatan yang terjadi di sekitar kos-kosan mahasiswa. “Kami menyadari bahwa setelah tahun politik, kondisi kamtibmas sering kali meningkat. Salah satu masalah utama adalah kos-kosan mahasiswa yang sering kali menjadi sasaran pencurian. Banyak kos-kosan yang memiliki CCTV, tetapi sayangnya tidak aktif. Ini tentu membuka celah bagi pelaku kejahatan,” tambah Kapolres.
Kapolres Bangkalan menekankan bahwa menjaga keamanan adalah tanggung jawab bersama, tidak hanya kepolisian, tetapi juga masyarakat, termasuk mahasiswa dan pemilik kos-kosan. “Keamanan adalah hal yang harus selalu diperhatikan. Kami mengajak seluruh pihak untuk tidak lengah dan lebih peduli terhadap kondisi di sekitar kita. Keberadaan pos keamanan ini adalah langkah konkret untuk mengurangi ancaman, namun peran serta masyarakat sangat penting agar kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman,” tutup AKBP Febri.
Dukungan terhadap upaya peningkatan keamanan di sekitar kampus juga datang dari tokoh agama setempat, KH Abdul Hadi. Beliau mendukung adanya peraturan daerah (Perda) yang mengatur kos-kosan di sekitar kampus, khususnya dalam hal keamanan. “Kami sangat mendukung adanya peraturan daerah yang mengatur operasional kos-kosan, agar keamanan di tempat-tempat kos lebih terjaga. Ini penting, mengingat peran kos-kosan yang dekat dengan kehidupan mahasiswa,” ungkap KH Abdul Hadi.
KH Abdul Hadi juga menekankan perlunya aturan yang lebih tegas terkait pengelolaan kos-kosan, terutama terkait batasan gender di dalamnya. “Kos-kosan perempuan harus dihuni oleh perempuan, dan tidak boleh ada laki-laki yang masuk ke dalam kos-kosan perempuan. Begitu pula sebaliknya, kos-kosan laki-laki tidak boleh ada perempuan yang tinggal di sana. Aturan ini penting untuk menjaga norma, kenyamanan, dan tentu saja, keamanan bagi semua penghuni,” jelas KH Abdul Hadi.
Menurutnya, dengan adanya peraturan yang lebih ketat, pengelolaan kos-kosan di sekitar kampus dapat lebih terjaga dan potensi tindak kekerasan atau tindakan yang tidak diinginkan dapat diminimalkan. “Kita harus menjaga ketertiban dan kenyamanan lingkungan kampus dan sekitarnya. Peraturan yang jelas dan diterapkan dengan baik dapat membantu menciptakan suasana yang lebih aman dan kondusif bagi mahasiswa,” tutup KH Abdul Hadi. (Red)