Musim hujan di Bali telah tiba. Sejak pulau ini mengalami banjir terburuk dalam lebih dari 70 tahun pada September, para pemimpin, lembaga pemerintah, dan komunitas bekerja sama untuk mengurangi risiko. Namun, para wisatawan sudah mempertanyakan apakah liburan mereka yang akan datang akan terpengaruh oleh musim hujan.

Jawaban singkat untuk pertanyaan “Apakah liburan saya akan terpengaruh oleh musim monsun di Bali” adalah ya. Ya, ya pasti!
Bali biasanya mengalami musim hujan mulai akhir Oktober dan awal November hingga akhir Maret, dengan hujan terakhir berlalu pada awal April. Hal ini tidak dapat dihindari di wilayah tropis seperti Indonesia.
Pertanyaan penting yang perlu dijawab adalah, “Apakah Bali aman dikunjungi musim monsun ini?” Jawabannya juga ya, tetapi para wisatawan harus benar-benar siap. Para pemimpin di Bali saat ini bekerja selama 24 jam untuk menempatkan upaya mitigasi besar agar keselamatan publik terjaga dan gangguan sekecil mungkin.Berbicara pada awal pekan ini, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Indonesia, Dwikorita Karnawati, mengonfirmasi bahwa perkiraan menunjukkan curah hujan tertinggi musim monsun mendatang akan terjadi antara Januari dan Februari 2026. Curah hujan ekstrem dapat memicu banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, terutama jika musim hujan awal tidak dikelola dengan benar.
Seperti halnya banjir yang terjadi pada September 2025. Beberapa hari hujan lebat membuat banyak daerah di Denpasar, Kuta, Legian, dan Seminyak tenggelam, mempengaruhi rumah, bisnis, dan ruang publik. Daerah di Canggu dan sekitar Ubud juga terdampak parah oleh banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan runtuhnya jalan.
Karnawati berkata kepada para pemimpin dalam rapat perencanaan strategis, “Pemetaan daerah rawan banjir bandang, pemantauan dini aliran sungai di daerah berlereng, dan penataan ulang badan sungai yang dangkal atau menyempit sangat penting.” BMKG juga merekomendasikan penghentian aktivitas pengerukan di lereng bukit yang berisiko tinggi longsor.
Sebagai respons, Gubernur Koster segera memerintahkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bali (BPBD) untuk memetakan wilayah rawan banjir dan longsor di seluruh provinsi dan menindaklanjuti hasilnya dengan ‘aksi cepat dan terukur’. Wilayah-wilayah yang paling terkena dampak juga merupakan yang paling populer di kalangan wisatawan, seperti Ubud dan resor-resor wisata utama di Kabupaten Badung, termasuk Kuta, Legian, dan Seminyak.
Wisatawan yang merencanakan perjalanan ke Bali selama musim hujan ini disarankan untuk berbicara dengan tuan rumah akomodasi mereka saat check-in mengenai protokol evakuasi darurat dan apa yang harus dilakukan jika terjadi banjir besar.
Wisatawan juga perlu menyadari bahwa aktivitas seperti mengendarai ATV, pendakian gunung berapi, arung jeram di sungai, serta aktivitas wisata laut seperti snorkeling dan menyelam, begitu juga transfer perahu, mungkin akan terpengaruh oleh kondisi cuaca.

Wisatawan harus menghubungi penyedia tur mereka secara langsung, baik pada hari pengalaman maupun sehari sebelumnya, untuk menilai apakah kondisi cuaca memungkinkan aktivitas tersebut dilaksanakan dengan aman.
Pelan-pelan, disarankan untuk memiliki daftar aktivitas di hari hujan yang siap pakai jika ramalan cuaca memengaruhi aktivitas di luar ruangan.

Wisatawan harus memastikan bahwa mereka memiliki polis asuransi perjalanan yang sangat komprehensif sebelum bepergian ke Indonesia.
Penting untuk membaca semua dokumen polis untuk memahami apa yang dicakup dan apa yang tidak dicakup, serta untuk memahami cara mengajukan klaim dan mengakses dukungan darurat.

Aplikasi cuaca selalu menjadi opsi yang baik untuk memeriksa prakiraan sebelumnya, meskipun sangat disarankan juga untuk mengikuti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk Bali di Instagram. Meskipun banyak kontennya dibagikan dalam bahasa Indonesia, pembaruan prakiraan harian dan mingguan, serta setiap peringatan darurat atau peringatan cuaca ekstrim, diposting dalam bahasa Inggris.