Salah satu hal terbaik tentang berwisata di Bali adalah beragam peluang bagi para wisatawan untuk terhubung dengan dunia alam.
Seiring hidup kita menjadi lebih sibuk dan lebih bergantung pada layar, banyak wisatawan menuju Bali untuk menemukan cara melepas perangkat mereka dan terhubung kembali dengan dunia yang hidup, dan sebuah program pariwisata baru di Bali Utara membantu wisatawan melakukan hal tersebut.

Bali adalah sebuah provinsi kepulauan yang bergerak cepat menyesuaikan diri dengan zamannya. Dengan 5G yang telah diluncurkan di seluruh provinsi dan warga negara Indonesia di antara yang paling aktif di media sosial di dunia, jangan salah, gaya hidup digital hidup dan berkembang di Indonesia.
Namun, tidak seperti di banyak bagian dunia lainnya, Indonesia, dan Bali secara khusus, berhasil mempertahankan cara hidup yang lebih tradisional, terutama cara hidup yang melibatkan menghormati ritme alami dunia yang hidup dan berinteraksi dengan tanah.
Mali Munduk Bali, yang terletak di utara provinsi, semakin populer di kalangan wisatawan. Berkat desa-desa pedesaan, air terjun yang menakjubkan, dan lanskap hutan, serta udara sejuk dan perkembangan pariwisata yang миним, Munduk memikat wisatawan dari seluruh dunia. Kini, sekelompok mahasiswa lokal bekerja sama dengan pemimpin komunitas di Munduk untuk mengembangkan program pariwisata yang menyediakan edukasi yang menginspirasi dan interaksi dengan geografi unik Munduk serta praktik pertaniannya.
Para mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di Singaraja, Kabupaten Buleleng, sedang berupaya mengimplementasikan apa yang disebut sebagai program Pembangunan Desa Wisata Berbasis GeoAgro-Edu Tourism.
misi program ini sederhana: memperkuat identitas lokal sambil meningkatkan daya tarik desa wisata bagi pengunjung liburan dan wisatawan internasional dengan menyatukan sektor pariwisata dan pertanian sebagai dasar ekonomi komunitas.
Berbicara kepada wartawan, Kepala Tim PPK Ormawa dari Kelompok Kerja Reasoning FMIPA Undiksha, Ni Luh Putu Sri Puja Astuti, menjelaskan bahwa program percontohan ini akan berlangsung selama lima bulan secara total.
Program ini diluncurkan pada Juli 2025 dan akan berjalan hingga November, dari mana evaluasi akan dilakukan untuk membantu menciptakan program jangka panjang di wilayah Munduk. Astuti menjelaskan, ” Kami memulai program ini dari Juli hingga November 2025, dilaksanakan secara bertahap, mulai dari persiapan, pelaksanaan di lapangan, dan evaluasi.”
Astuti menambahkan, “Tujuan jangka panjang kami adalah menjadikan Munduk sebuah desa pariwisata yang mandiri dengan konsep edukasi berbasis alam dan budaya lokal. Kami ingin program ini memberikan dampak nyata, baik terhadap kesejahteraan komunitas maupun keberlanjutan lingkungan.”

Astuti membagikan visinya untuk Munduk sebagai desa wisata kelas dunia, dan menjelaskan bahwa daerah ini secara alami siap untuk kesuksesan.
Dia mencatat bagaimana Munduk dapat membanggakan pemandangan alam yang luar biasa, termasuk perkebunan yang luas, serangkaian air terjun yang semakin populer, pemandangan Gunung Lesung, dan keindahan tenang Danau Tamblingan.
Dia menambahkan, “Selain kekayaan alamnya, kekuatan budaya lokal Munduk masih terpelihara dengan baik. Namun, tantangan seperti promosi yang terbatas, fasilitas pendukung, dan inovasi destinasi masih perlu ditangani bersama.”

Dalam jangka panjang, Astuti dan timnya merasa Munduk dapat menjadi mercusuar inspirasi bagi desa-desa pariwisata lainnya di Bali, serta nasional yang ingin mempertemukan pariwisata, pertanian, dan kekuatan alam untuk menciptakan ekonomi yang berkembang dan berkelanjutan.
Ia menyimpulkan, “Konsep GeoAgro-Edu Tourism itu sendiri menawarkan pendekatan holistik dengan menggabungkan potensi geografi, pertanian, pendidikan, dan pariwisata. Dengan kerja sama yang erat antara pihak-pihak terkait, Desa Munduk diperkirakan akan tumbuh menjadi tujuan wisata yang kompetitif, khas, dan berkelanjutan.”

Para wisatawan bisa melakukan perjalanan sehari untuk menjelajahi air terjun Munduk dari resor-resor di Bali Selatan Tengah, wilayah Ubud, dan bahkan bepergian ke selatan dari Pantai Lovina. Namun, para wisatawan memang menyadari bahwa area Bali yang menakjubkan ini membutuhkan lebih banyak waktu untuk dijelajahi secara menyeluruh. Munduk menjadi rumah bagi beragam opsi akomodasi, banyak di antaranya dimiliki dan dioperasikan secara lokal sambil menawarkan kenyamanan yang hangat dan pemandangan lanskap hutan tropis terkenal.