Dengan 75 galeri yang ikut ambil bagian dari 16 negara, termasuk kelompok khusus dari Korea dan Jepang, pameran tersebut sekali lagi menandai sebuah tonggak sejarah, memberikan pengunjung kesempatan untuk menikmati karya seni yang menarik sepuas-puasnya.
Di antara karya-karya yang paling mencolok adalah mural raksasa karya Agus Suwage yang terdiri dari 60 potret diri yang membuat banyak orang terpesona. Agus telah lama dikenal sebagai seniman yang terus menginformasikan dan memberi inspirasi dengan ironi dan satir yang tajam namun halus, mencerminkan kehidupan di sekitarnya maupun dunia yang lebih luas. Isu-isu kehidupan dan kematian telah lama menjadi fokusnya, begitu pula dunia politik yang sering dipandang sinis. Karyanya berkaitan dengan berbagai bentuk identitas, perilaku manusia, dan kesalahan kekuasaan politik.
Dalam karya ini, yang disajikan seperti panggung teater, Agus menggunakan citranya sendiri dan parodi-parodi hewan untuk mengomentari persona yang terjebak dalam kegilaan dunia masa kini.
Karya lain yang menarik perhatian adalah lukisan baru Aytjoe Christien Lateral Balance, yang dipresentasikan oleh Ota Gallery. Aytjoe tidak hanya dikenal karena kedalaman konseptualnya tetapi juga karena posisinya yang kuat di pasar seni. Lukisan minyaknya di atas kanvas, berukuran 150 x 170 sentimeter, tetap abstrak dan kontemplatif seperti sebelumnya, tidak mudah ditafsirkan tanpa berbicara langsung dengan sang seniman.

Musik matahari